Kajian Sementara Fakta Penyebab Banjir di Wilayah Pasteur dan Wilayah : (Walhi Jawa Barat)
1.Salah Urus Wilayah dan Ruang DAS di Kota Bandung Yang Ditandai Alih Fungsi Kawasan Tangkapan Air/Resapan/Tutupan Hijau KBU Yang Masuk Wilayah Kota Bandung (Kec Sukasari, Sukajadi, Cicendo, Astana Anyar, Andir). Bukan, Disebabkan Oleh Air Kiriman dari Wilayah Lembang (Bandung Barat) Karena Aliran Air dari Lembang Bandung Barat Sebagian Besar Mengalir Ke Sungai Cikapundung Bukan Sungai Citepus.
2.Menurunnya Daya Dukung dan Daya Tampung DAS Citepus (Beserta Anak Sungainya Seperti Sungai Cikalintur, Cianting, Cikakak, Ciroyom, Cibeureum) Di Hulu dan Tengah Berupa Alih Fungsi Lahan Resapan, Penyempitan dan Pendangkalan Sungai Oleh Bangunan Komersil dan Pemukiman dan Penyumbatan Oleh Sampah.
3.Sistem Drainase Perkotaan Yang Buruk Yang Tidak Pernah Diurus dan Ditata Selama Puluhan Tahun Lamanya
Tepat siang sekitar pukul 11.30 hingga 13.30 terjadi banjir di Jalan Pasteur Bandung, tepatnya didepan pusat perbelanjaan Bandung Trade Center (BTC). Ada beberapa dugaan terkait terjadinya banjir ini, antara lain dugaan buruksinya sistem drainase dijalan Paster (Antaranews.com 24/10/16). Banjir di Kota Bandung hari ini dapat dibilang merupakan yang paling parah, ketinggian air sampai hingga 160cm, bahkan mobil terbawa arus.
Banjir juga terjadi di Jalan pagarsih dengan tinggi air 150 cm sampai menyeret mobil, dan Jalan Nurtanio setinggi 120 cm (cnnindonesia.com 24/10/16 ). Tragedi ini sontak menjadi perbincangan media sosial sebagaimana kicauan Ridwan Kamil (RK) yang saat banjir menerjang berada di Belanda. Akibat dari banjir Bandung ini ratusan rumah terendam bahkan pagar SMAN 9 pun tak urung jadi terjangan banjir hingga jebol (BPBD Provinsi Jawa Barat).
Tampaknya beberapa titik di Kota Bandung yang mendapat terjangan banjir dahsyat hari ini berhubungan dengan beberapa proyek infrastruktur yang terus dibangun, termasuk juga pembangunan gedung-gedung yang tidak memperhatikan dampak terhadap lingkungan dan proyek infrastruktur yang terus dilakukan oleh pemkot Bandung.
Baca juga: Cegah Banjir dan Longsor, Hentikan Pembangunan di KBU (Berita 16 Oktober 2016)
Langkah politik yang dilakukan seakan menabrak pentingnya dampak lingkungan yang seolah diatur oleh berbagai perjanjian-perjanjian ekonomi maupun investasi luar negeri yang diterima oleh RK demi merealisasikan target-target pembangunan dimasa jabatannya sebagai Walikota. Opsi perjanjian dengan swasta yang mengadopsi konsep PPP misalnya telah mengeliminir pertimbangan dampak lingkungan ini.