Ekonomi Islam menjadi booming akhir-akhir ini, terlihat dari banyaknya pembukaan program pendidikan ekonomi Islam di berbagai universitas. Bila dilihat dari sisi yang pragmatis, menjamurnya pembukaan program pendidikan ekonomi Islam ini dikarenakan demand yang cukup tinggi akan pembelajaran ekonomi Islam itu sendiri. Sedangkan demand yang cukup tinggi akan ekonomi Islam itu dikarenakan kebutuhan pasar akan tenaga-tenaga terdidik ekonom Islam. Hal ini dikarenakan industri-industri berbasis keuangan dan ekonomi Islam yang tumbuh cukup cepat, walaupun market sharenya sendiri masih kecil.
Industri berbasis keuangan dan bisnis Islam sejatinya adalah wilayah individu dan komunitas(sebagian kecil masyarakat) dalam ekonomi. Wilayah seperti itu dalam ekonomi dapat diterapkan dengan sendirinya sesuai keinginan individu ataupun komunitas/kelompok yang akan menjalankannya. Baik ingin menjalankannya berdasarkan nilai-nilai Islam atau nilai nilai lainnya maka individu atau komunitas/kelompok tersebut dapat berbuat sesuai dengan keinginannya. Tapi inipun hanya berlaku bila Negara menjamin nilai-nilai tersebut dan sosial masyarakat menerimanya.
Lalu bagaimana sistem ekonomi Islam diterapkan? Sistem ekonomi sejatinya erat kaitannya dengan negara. Sedangkan Negara erat kaitannya dengan ideologi yang dianutnya. Ideologi akan melahirkan seperangkat peraturan bagi negara, dan seperangkat peraturan akan melahirkan sistem kehidupan. Sistem kehidupan umumnya akan dijalankan negara tersebut dalam seluruh aspek baik politiknya, pendidikannya, sosialnya, hukumya, ekonominya dan sistem kehidupan lainnya. Dan sistem-sistem tersebut saling berhubungan, melengkapi, dan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Ini berarti sistem ekonomi Islam diterapkan berdasarkan ideologi Negara. Pertanyaan selanjutnya adalah ideologi Negara yang seperti apa yang dapat menerapkan sistem ekonomi Islam?
Menerapkan sistem ekonomi Islam di bawah ideologi kapitalisme adalah mustahil. Ini dikarenakan Pertama, sistem ekonomi Islam dibangun di atas landasan aqidah Islam, bukan ide kapitalisme yang bertentangan dengan aqidah Islam. Sehingga, tidak mungkin membangun sistem ekonomi Islam di atas pijakan ideologi kapitalisme yang sangat berbeda dengan Islam. Meskipun keduanya dapat diupayakan untuk dikompromikan itu hanya akan melahirkan ekonomi sinkretis yang mengeliminir prinsip-prinsip dan nilai-nilai Islam lainnya. Kedua, sistem ekonomi Islam sarat dengan nilai-nilai normatif Islam, sedangkan ideologi kapitalisme kosong dengan nilai-nilai normatif, bahkan dasar ideologi itu adalah paham sekularisme. Sebuah paham yang memiliki semangat untuk menolak dan melepaskan peran agama dalam kehidupan sosial bernegara. Ketiga,menjalankan sistem ekonomi Islam berhubungan erat dengan perangkat-perangkat sistem lain yang merupakan hasil dari sebuah ideologi.
Sistem ekonomi Islam yang merupakan bagian dari sistem kehidupan Islam bukanlah sebuah sistem yang berdiri sendiri, akan tetapi ia adalah bagian dari sistem yang lebih besar. Ia berhubungan erat dengan sistem politik, pendidikan, sosial, hukum, ekonomi dan sistem kehidupan Islam lainnya. Sistem ekonomi Islam terpengaruh dan mempengaruhi sistem-sistem yang lain. Sulit dibayangkan menjalankan sistem ekonomi Islam di tengah-tengah sistem politik, sosial, negara dan sistem kehidupan yang tidak Islami. Sebab,membangun sistem ekonomi Islam mutlak memerlukan dukungan dari sistem kehidupan Islam lainnya, karena cakupan sistem ekonomi Islam adalah negara. Lalu,mungkinkah menerapkan sistem ekonomi Islam di antara sistem dan nilai yang tidak Islami?
Terwujudnya sistem kehidupan Islam secara komprehensif merupakan ketetapan bagi penerapan sistem ekonomi Islam. Atas dasar ini menghadirkan kembali Islam secara utuh dalam seluruh aspek kehidupan mesti ditempatkan pada pembahasan utama sebelum mengkonstruk sistem ekonomi Islam. Sistem kehidupan Islam yang komprehensif tentunya terwujud berdasarkan ideologi yang melahirkan sistem Islam tersebut. Ideologi kapitalis, komunis, maupun sinkretis/campuran tidak akan dapat melahirkan sistem kehidupan Islam karena tidak menjadikan aqidah Islam sebagai dasar. Ini berarti yang dapat melahirkan sistem kehidupan Islam adalah ideologi Islam bukan yang lain, karena ideologi Islam menjadikan aqidah Islam sebagai prinsip dasar.
Maka dari itu sistem ekonomi Islam hanya dapat diterapkan pada negara yang berideologi Islam. Ideologi yang menjadikan aqidah Islam sebagai prinsip dasar yang melandasi seluruh aktivitas negara, politik, ekonomi, sosial, masyarakat, maupun individu. Ideologi inilah yang akan membentuk karakter khas bagi seluruh sistem kehidupan Islam, termasuk didalamnya sistem ekonomi Islam. Maka dari itu untuk menegakkan sistem ekonomi Islam harus menegakkan sistem kehidupan Islam terlebih dahulu, yaitu dengan menegakkan negara beriedologi Islam, negara itu adalah Negara Khilafah.
ditulis oleh : Rifan Abdul Azis- Mahasiswa Prodi Ilmu Ekonomi dan Keuangan Islam, Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H