Lihat ke Halaman Asli

Ujung Ragu Penyulut Luka

Diperbarui: 25 Oktober 2019   23:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku lupa membuka pintu. Hujan mengetuk jendela. Salah tempat.

Dimana aku letakkan sepatu. Terkadang aku melaju tanpa otak. Membilang kata tanpa nurani. Sepi. 

Bidak catur menipu permainan. Betapa banyak yang bermain kata. Luka. Aku tak percaya.

Tak juga yang diam-diam menggunting dalam lipatan. Sebelum cerita berhenti di perempatan. Tanpa rambu.

Ujung Ragu, 19




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline