belum ada kopi pagi ini, malam memuntahkan weekend yang sendu, sendi alot digerakkan, kasur mendinginkan spirit, bergegaslah meramu kopi, di matamu ada barista, bubuk indah menabur angkasa, partikel asap, robusta menggema hari, arabica yang mengerti mengisinya, sedikit susu mungkin memutihkan, bubuk kayu manis menguatkan rasa.
apa kau masih ingat tempurung kelapa, lukisan rasa memeta bentuk, resap kopi eksotik, kau akan dipagar gunung, di lengkung kopi kau membaca langit semangat, matahari tetap beringas.
apa kau tahu bara merah, melumat rasa kopi bercampur arang, sungguh kita tak boleh melupakan batang, sebelum dia menjadi bara, menjadi debu, angin membuat tiada.
syahwat kopi mengajak orgasme rasa, belajar tinggalkan onani mata, semangat kuda tak muncul dari tonik, tapi dari lebur kopi di panas mendidih, stimulus itu aktifkan irama pagi, bubuk kopi berhambur, ide-ide lebur, mari bertabuh tanpa keluh, kopi diam-diam akan menyalakanmu.
Ujung Rasa, 1019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H