Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Dingin Sekali di Sini

Diperbarui: 4 Oktober 2019   11:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber ilustrasi : pixabay

dingin sekali di sini. tak ada janin hujan di jendela. aku menatap mata dalam kemilau maya. serbuk bunga membiakkan halu ragu.  kehilangan cita. lalu-lalang hidup bersicepat. hawa dingin membuat tak tegar. mata-mata kehilangan cahaya. memiliki mata tapi buta. memiliki raga tanpa rupa. tak ada rencana. gemetar dilamun OD. luruh pula segala harap. 

harap bahu masa diserahkan. tanah tempat bercocok Indonesia. tapi ke mana mencari mereka. di antara sampah dunia. sementara tak ada yang mencoba mencabut akar. membenalu bangsa.

tercekat aku melihat 50 miliar serbuk maya dimusnakan. takutku liar.  ratusan miliar diperebutkan tunas layu. terbentang daun-daun gugur tanpa pengganti. tangan mana yang mampu menunjang kebangkitan. kalau silau harta lebih mengharukan dari kehancuran.

Ujung Kata 1019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline