Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Senja di Pinggir Ampera

Diperbarui: 2 Oktober 2019   13:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber ilustrasi : flickr.com/kota.palembang

menikmati senja di benteng 
aku melihat serdadu menawarkan senjata 
peluru-peluru berhamburan 
seorang penjaja kerak telor menawarkan jasa 
amis sungai memberitahu 
aku masih di pinggir Musi 
akan memindahkan ampera ke kamera 
saat itulah aku melihat gerai rambut tumbuh di perahu 

bau wangi mie merebus perut
kerling perempuan itu memaksa kamera ingin menangkapnya
aku lebih dulu mendekat
segelas kopi mengajariku menikmati senja
perempuan itu membaca syair di jakunku
tawaran itu muncul dengan bayangan dekil dan kasur kumal
seekor tungau menyadarkanku
bocah kecil merampok khayalku tentang bocah di rumah

"Mainan, Mang?" dia berharap.
kukancingkan kenyang di kantongnya
kataku, "Kau akan melihat dunia malam ini."
lima puluh ribu berpindah tangan

"Mainannya?"
tanya menggantung.
"Bagaimana tawarannya?"
perempuan itu merayu.

aku mendesah
mencoba memasukkan ampera ke dalam  kamera
sebelum gelap melukis tiangnya kemerahan

Ujung Kata, 1019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline