menikmati senja di benteng
aku melihat serdadu menawarkan senjata
peluru-peluru berhamburan
seorang penjaja kerak telor menawarkan jasa
amis sungai memberitahu
aku masih di pinggir Musi
akan memindahkan ampera ke kamera
saat itulah aku melihat gerai rambut tumbuh di perahu
bau wangi mie merebus perut
kerling perempuan itu memaksa kamera ingin menangkapnya
aku lebih dulu mendekat
segelas kopi mengajariku menikmati senja
perempuan itu membaca syair di jakunku
tawaran itu muncul dengan bayangan dekil dan kasur kumal
seekor tungau menyadarkanku
bocah kecil merampok khayalku tentang bocah di rumah
"Mainan, Mang?" dia berharap.
kukancingkan kenyang di kantongnya
kataku, "Kau akan melihat dunia malam ini."
lima puluh ribu berpindah tangan
"Mainannya?"
tanya menggantung.
"Bagaimana tawarannya?"
perempuan itu merayu.
aku mendesah
mencoba memasukkan ampera ke dalam kamera
sebelum gelap melukis tiangnya kemerahan
Ujung Kata, 1019