Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Petak-petak Sawah

Diperbarui: 19 September 2019   11:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber ilustrasi : pixabay

seribu kali aku menjadi petak-petak dalam sawahmu
kenapa terbiar dan tak ada tumbuhmu
seperti menghijau ditiup bebayu
menguning mengabarkan ada kenyang
pada bulir, pada harapan anak-anak kita

seribu kali pula petak-petak lain
pada sungai kau menjadi pelamun
pada bukit kau adalah undur-undur yang melobang
hanya sekedar mencari warna kuning
yang kau ibarat adalah singgasana
padahal kuning bulir mengenyangkan itu
lebih ramah pada petak-petak sawahmu

seribu kali aku mencintai petak-petak sawahmu
kau tetap lupa muasal hidupmu adalah dari lumbung itu
bukan dari tambang-tambang dan kuning emasmu

Ujung Kata, 919




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline