Lihat ke Halaman Asli

Kau Penidur

Diperbarui: 26 Agustus 2019   15:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

kau yang telah meniduri pohon kota
trotoar membiarkan nyali langit kalap
memberangus kaki-kaki yang bergegas
dan kening berlipat menahan silau
keringat yang menetes tanpa sapaan

kau membiarkan tanah-tanah tanpa napas
jalan-jalan dipecundangi air
hujan malu-malu dan cemas meninggalkan langit
karena ke mana dia akan mengalir
ke rumah-rumah
ke kolong tempat tidur dan memakan semua perabot
memakan perut-perut yang kelaparan

kau yang telah meniduri kota
tubuhmu sangit
membiarkan kota hamil tanpa bapak
entah kemudian janin membrojol
kepada jelata melabuhkan
meratap-ratap

hujan tak akan berhenti
begitu banyak air mata
begitu saja kau telah lupa
mengalirkan cerita ke kali kecil
tempat ikan biasa bermain dadu
mengaduk mimpi perjudian

Ujung Kata, 819

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline