matilah aku
mati batu
matilah aku
menjadi hantu
tanganku kurus
tulisku luruh
tak ada dinding
aku merinding
harta ke mana
karun di mana
rejeki tak mendekat
anak-bini melarat
maka
matilah aku
mati batu
istri menikam
belatinya air mata
di mana panci yang berisi
berisi kuali itik serati
gulai apa lagi
selain caci-maki
beras telah pergi
nasi berubah basi
anak menikam
tangisnya pestol mainan
di mana susu
susu adalah tuba
ayah tak bertanggungjawab
ayah mati jadi kalap
tangannya tahi
katanya sapi
matilah aku
hatiku batu
mau pulang menjenguk
bukankah aku tak lebih pungguk
matilah aku
nyawaku paku
mau memberi
hanya ada janji-janji
ke mana oh, Tuhan
mengadu kata
pada syair tak juga memberi jawab
sekuasa tanganku hanya merapal jiwa
pada darah luka yang menganga karat
matilah aku
mati yang batu
Ujung Kata, 819
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H