Lihat ke Halaman Asli

Hidup Nyaman Itu Bukanlah Takdir

Diperbarui: 31 Juli 2019   12:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber ilustrasi : pixabay

Selamat pagi, Kawan. Seiring hari-hari yang berlalu dengan alur tenang, terkadang kita dibingungkan orang yang merasa pendapatnya benar. Memang bila didengar sepintas lalu, kita merasa pendapat orang itu benar, alias tak salah sama sekali. Tapi, apabila dicermati dan direnungkan, maka kita baru merasakan bahwa pendapat itu sangat tak benar. 

Dengan bijaknya seseorang berkata kepada temannya yang berpantang makanan bersantan sebab penyakit kolesterol, "Ah, kenapa kau mesti takut? Penyakit dan kematian datang dari Allah, serahkan semua kepada-Nya. Kalau kita memang memang takdirnya sakit, ya tetap sakit. Kalau kita ditakdirkan mati, ya tetap mati."

Ada pula yang mengatakan, "Merokok itu tetap bisa berumur panjang, tak merokok malahan bisa cepat mati. Allah-lah yang menentukan!" Sepintas terdengar pendapatnya benar, kan? Padahal tentu saja sangat tak benar. 

Perilaku orang dalam kehidupan sehari-hari, baik atau buruk, tak bisa dijadikan patokan bahwa dia cepat atau lambat mati. Seorang perokok, bisa saja hidup sampai 90 tahun. Seorang pengidap penyakit kolesterol kalau ingin berumur panjang, diwanti-wanti dokter agar jangan memakan pantangan, eh... ternyata dokter duluan yang mati.

Memang seorang pengidap penyakit kolesterol, bisa saja berumur panjang, meskipun berulangkali memakan pantangan-pantangan. Tapi, pernahkah mereka berpikir, ketika kemudian pantangan-pantangan semakin sering dimakan, maka tubuh semakin pula tidak fit, berulangkali harus ke dokter, merutinkan minum obat, cek darah dan lain-lain? 

Orang merokok juga bisa berumur panjang, hanya saja apakah dia menjalani hidupnya dengan nyaman? Ketika dia berada di tempat yang dilarang merokok, akan blingsatan karena tak bisa merokok, sementara orang lain santai saja. 

Ketika orang lain tidur dengan nyaman di malam hari, dia malahan tak bisa tidur nyenyak karena batuk berulangkali. Saat di tempat usaha pun terkadang dia harus lebih sering batuk ketimbang bekerja. Apakah itu yang dinamakan nikmat hidup?

Berada di dunia bukan urusan hidup dan mati. Tapi, bagaimana agar kita dapat menikmati hidup dengan nyaman, dan mati pun dengan tenang. Takdir itu urusan Allah, manusia tetap disuruh berusaha agar dapat menjalani hidup dengan damai. 

Seorang pengendara yang memarkirkan motor di halaman rumah yang berpagar, motor digembok dan dirantai, ternyata motor masih bisa digondol maling. Apatah lagi diparkir di pinggir jalan dengan posisi kunci motor masih di lobangnya. 

Seorang yang menjaga dengan telaten segala makanan atau mengatur pola hidupnya, masih saja diserang penyakit. Apatah lagi yang sembarangan makan atau amburadul pola hidupnya. Sekali lagi takdir itu urusan Allah, tapi manusia tetap harus berusaha agar menjadi lebih baik. Salam sukses! Selamat makan siang!

---




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline