Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Aku Kehilangan Jejakmu di Liar Waktu

Diperbarui: 20 Juni 2019   12:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber ilustrasi : pixabay

Aku kehilangan jejakmu di liar waktu, lingkar zaman terkadang membuat tersesat, rimbun dunia kerap menghilangkan cahaya, anak-anak yang mengantarmu pulang, bimbang mengais do'a di antara hingar-bingar hedon, mereka jatuh cinta pada halu pilu, kehilangan titik awal dari pembuka jalan, kasih-sayang lesap digulung masa, aku kehilangan marwah jiwa.

Setara terkadang pilihan, karena beda itu warna, sekali kau mengacak dunia, kembalilah ke sarang, telur akan menetas, kau harus cerita tentang kenyataan, dunia bukan dongeng, mereka sangat ingin sihir meja makan dari  jemari eksotis dengan lelehan kasih sayang, dari kanvas kata memeta petuah-petuah agar jalur asa tidak kabur makna, memadu hasrat di sarang berlipat, tidak lebih mudah dari melipat dunia yang hanya seujung mata.

Saatnya jeda, menata sarang agar tak burai diterjang zaman, angin begitu kuat senja ini, dunia amat renta memahami, biarkan otak meremaja, sebisa mungkin memahami marka yang dilukis tunas muda, kau harus merawat doa-doa, di masa hilang tidak inginkah kau bermahligai cahaya? Hidup bukan untuk sendiri, tapi bersama-sama membangun asa pada masa.

Ujungsarang, 062019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline