Lihat ke Halaman Asli

Kehilangan Batu Nisan

Diperbarui: 13 Juni 2019   10:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber ilustrasi : unsplash

Melihat wajahmu, setelah tawa itu pecah, kau menjelma taring, mengerkah kami, tipuan  manis  ajak sesat, kami hanya mampu menangis, saat ingin berlari, kami kehilangan pintu, entah di mana kau sembunyikan mata kunci dari mata hati, sebelum mati kami ingin berbuat sekali.

Kau bagi-bagi mimpi kami, selaut harap pada jalan kami tiarap, tanpa tujuan di labirin waktu kami terpusing gerak, kembali ke jalan sama, lubang sama, menggali lobang dan siap membenam, sebelum karam.

Khatam sudah ingin dibawa angin,  kemarau tak memberi kering, hujan tak menyisakan basah, negeri tuan tanah, kami segera menyerah kalah. Masihkah pintu itu mengirimkan tangan-tangan juang? Atau hanya liang pelarian setelah itu hilang? Hari ini kami kehilangan batu nisan.

-ujungharap 062019-




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline