Hujan bulan Juni datang lagi
aku menjamu dingin dengan secangkir kopi
betapa subur ladang kata menumbuhkan
aku merindu hadirmu menjangkau ingin
sebelum waktu meninggalkan
sehuruf turun di layar gawai
melukis wajahmu selagi ingin
penyair terkadang hidup dalam angin
biarkan aku tumbuh dalam detak napasmu
ketika Sapardi mengerat langit masa lalu
aku mengudap rindu tak berpintu