Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Mata Cahaya

Diperbarui: 23 Mei 2019   08:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mereka yang bekerja dalam senyap, terlihat tiarap, tapi tetap berharap, bermandikan gairah kebenaran, bukan pembenaran. Setelah beribu kata tergerus dalam darah, setelah gerak pacu dalam tulang, biarkan nurani dikenang, tak akan dijual, meski berkalang.

Ada mimpi  berselaput, ada harap tercerabut, seperti mendirikan benang basah, meski kulai, tetap berusaha, karena hidup adalah kuasa, bukan menerima seperti peminta-minta.

Biarkan nyala bekerja, sekam itu tak berwarna, saatnya sekam melahap masa, kuasa baharu tebatas, setelah itu ditebas, lepas.

Takut tak mengenal warna. Maut juga tak perlu dijaga, ketika nurani berkata, tak perlu air mata, berserah pada yang Kuasa, itulah mata cahaya.

Ujungakar052019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline