Rasa haus yang menganak, terasa dibarter oleh hembusan sepoi yang menyela-nyela tiang jembatan. Pun dengan rasa lapar membekap, dikenyangkan suasana melankolis saat masa ingin merebahkan diri ke peraduan, dan matahari diam-diam merampungkan tugasnya, untuk diserahkan kepada gelap.
Jembatan ini bukanlah tempat yang begitu memukau, tapi dia adalah tempat perhentian murah meriah bagi kaum milenial yang selalu membuatnya menjadi one stopping area, demi menukar penat dengan senyum rekah.
Ternyata tak hanya pada malam-malam bertabur cahaya gemerlap, dia disemuti kaum milenial. Ramadan ini, saat pertama kalinya dia menjadi tempat meramaikan suasana waktu fajar atau lebih sering diplesetkan asmara shubuh atau menjelang maghrib (ngabuburit menunggu buka).
Di adalah Jembatan Musi IV. Jembatan dengan panjang sekitar 1.300 meter itu telah memakan waktu pembangunan selama empat tahun. Namun, dia seakan menjadi icon wisata baru terutama saat ngabuburit bagi kaum milenial Palembang.
Meski harus menggelontorkan dana sejumlah Rp. 533 miliar demi perwujudannya, hasilnya ternyata tak mengecewakan. Setelah dibuka untuk umum, Kamis (3/1/2019), jembatan ini tidak hanya dijadikan penghubung Seberang Ulu dengan Seberang Ilir. Seberang Ulu adalah kampung yang beberapa pemukimnya adalah warga keturunan Arab, sementara Seberang Ilir adalah kota tua yang didominasi warga asli Palembang. Ternyata tugasnya lebih dari itu.
Jembatan Musi IV merupakan tempat yang asyik kongkow-kongkow menunggu buka. Karena suasananya yang sejuk dan pemandangan yang tak akan lapuk dimakan usia. Pun tempat yang lengang dari kemacetan demi leluasa berswa foto. Meskipun beberapa pengunjung nekat parkir di lokasi dengan petunjuk tidak boleh parkir, jembatan yang hanya boleh dilewati kendaraan ringan ini, tidak sampai macet. Kecuali pada malam Minggu dengan pengunjung yang mulai mengular.
Pada kondisi ini, sebenarnya ada tempat parkir yang nyaman di kaki jembatan Seberang Ilir. Hanya saja pengunjung memilih parkir memanjang di atas jembatan. Mungkin saja agar efisien.
Berhubung di jembatan ini kamu tak akan bisa berburu takjil, kamu bisa turun ke Pasar Kuto di Seberang Ilir, yang menyediakan kuliner khas Palembang. Tentu saja akan membuat lidah kamu bergoyang.
Atau, kamu ingin menghangatkan malam dengan buah durian, kamu juga dengan mudah mendapatkannya di Pasar Kuto, pasar durian yang seperti tak mengenal musim.
Apakah kamu memiliki tempat asyik menunggu buka? Ceritakan, ya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H