Masjid Agung Palembang atau Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin I ini adalah salah satu icon wisata religi yang ada di Sumatera Selatan. Masjid ini dibangun oleh Sultan Mahmud Badarudin I Jaya Wikrama sekitar abad ke-18, terletak di kawasan 19 Ilir yang merupakan salah satu kampung asli Palembang dan Arab.
Ada hal unik yang saya temukan pada masjid bersejarah ini:
Pertama, Masjid Agung Palembang pernah menjadi masjid terbesar di Indonesia selama beberapa tahun.
Kedua, bentuk bangunannya yang merupakan perpaduan tiga arsitektur. Arsitektur Indonesia, Eropa, dan China. Arsitektur Indonesia hampir meliputi seluruh bangunan masjid. Sementara arsitektur Eropa bisa dilihat dari pintu masuk masjid. Akan hal arsitektur China bisa dilihat dari atap masjid yang berbentuk klenteng.
Ketiga, one stop area. Berhubung masjid ini bersebelahan dengan.pasar 16 Ilir, tentu ramainya pasar akan memengaruhi suasana masjid. Dan sebagai lazimnya masjid agung, tentu saja kesakralan terkadang membuatnya seakan tak bebas disentuh. Berbeda dengan Masjid agung selalu welcome kepada setiap pendatang. Tak ada aturan yang ketat di sini.
Ada empat ruangan besar yang disediakan agar pendatang leluasa. Ruangan induk atau tengah digunakan hanya untuk shalat sendiri atau berjamaah bagi laki-laki.. Ruangan sebelah kanan digunakan hanya untuk shalat sendiri atau berjamaah bagi perempuan. Ruangan sebelah kiri sering digunakan untuk seminar. Ruangan atas atau lantai II untuk pengurus masjid pun sebagai perpustakaan. Sedangkan ruangan belakang tanpa sajadah adalah tempat leyeh-leyeh.
Siapa saja boleh berada di sini, tak peduli kaya ataupun pengemis sekalipun. Tak peduli agama apapun. Mau makan, ngobrol, leyeh-leyeh sampai tidur nyenyak pun tiada yang melarang. Boleh dibilang Masjid Agung menjadi alternatif masyarakat untuk istirah sejenak setelah bergelut di Pasar 16 Ilir yang melelahkan. Bahkan para orangtua sering menjadikan Masjid Agung sebagai tempat istirah anak-anak agar orangtua tidak terganggu saat berbelanja. Perlu diingat, setiap kali azan berkumandang, nyaris seluruh orang kecuali anak-anak disuruh mengerjakan shalat berjamaah.
Keempat, surga bukaan. Masjid yang beroperasi hampir 24 jam sehari dan tujuh hari seminggu ini, semakin ramai ketika Ramadhan tiba. Apalagi jika saat berbuka. Makanan bukaan dari para jamaah mengalir bagai air kran. Bahkan makanan tradisional dapat dicicip di sini. Bagi yang lagi kantong kempes, bisa berkunjung karena dari makanan ringan seperti kolak, hingga makanan berat seumpama nasi Padang disediakan percuma. Pokoknya semua pendatang mendapat jatah tanpa dibeda-bedakan.
Kelima, serunya Shalat Ied. Bila tiba lebaran, maka orang akan tumblek-blek di Masjid Agung dan sekitarnya. Palembang benar-benar diputihkan. Jalan Sudirman dipenuhi jamaah. Pasar 16 menjadi pasar jamaah Bahkan Jembatan Ampera ditutup sementara waktu.
Keenam, surga wifi. Bagi yang suka berselancar di internet, kamu bisa dapatkan secara percuma dengan nebeng wifi. Hitung-hitung hemat kuota data.
Masjid Agung ini telah pernah di renovasi sekitar tahun 2000 an, dan baru selesai tahun 2003, dan diresmikan Ibu Megawati yang menjabat sebagai Presiden RI pada kal itu. Penasaran dengan Masjid Agung Palembang? Tentu tak salah masjid ini menjadi salah satu tujuan wisata religi kamu.