Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Seperti Malam Turun Diam-diam

Diperbarui: 20 Maret 2019   20:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber : pixabay

Melata seperti ular. Jalan matamu menjalar tak tentu arah. Antara lindap dan kesiur angin. Aku tumbuh di wajahmu. Mencariku ibarat peta. Sebelumnya aku melupa kompas. Entah mana laju. Kuremas  waktu.

Selalu aku lunta. Tergopoh mencoba lupa. Tapi luka itu mungkin masih nganga. Atau kau lupa meninggalkan pesan dalam syair.

Tahukah kau. Hujan yang turun di teras. Semoga tak menjelma di mata. Namun aku tetap membiarkan malam turun diam-diam. Dini hari mengantarmu pulang.

032019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline