Aku mencintaimu, sebagai tanah rendah, hina nan busuk, mengajari akarmu mencintai tunas, ketika batang dongak, mengertilah kau antara daun yang mengajari waktu berbuah, menyemai antara nikmat bersuka.
Aku tak mencintaimu, sebagai api tinggi membubung angkasa, mengajari batangmu menjadi bara, ketika arang, sebelum dia menjadi abu, lalu tiada.
Sebab yang bersatu, tergenapkan nan ganjil, terlebihkan yang kurang, tertambahkan yang minus, karena yang tandus ditumbuhkan, sebelum hujan hanya menenggelamkan, panas mengurai garing menjadi gurun, ketika melamun dilamun samun rindu.
Tak lekang hingga petang, setelah diang, sebelum kalang menjelma diam.
Aku mencintaimu selaut rasa, ketika sungai tak kuasa, telaga tak kuat raga, saat ujung tak bermata.
Bara032019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H