Lihat ke Halaman Asli

Jangklong, Khazanah Kekayaan Alam Bangsa yang Terlupakan

Diperbarui: 17 September 2016   22:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gambar jangklong sumber : cezy.org

Taukah anda dengan Jangklong ? Apa itu Jangklong ? Saat berkunjung ke gunung muria tepatnya ziarah makam Sunan Muria, Raden Umar Said, di kota Kudus, Jawa Tengah, saya tertarik dengan seorang nenek yang menjual makanan tradisional unik, awalnya saya kira itu umbi biasa, tapi ternyata masyarakat lereng muria menyebutnya dengan nama Jangklong. 

Jangklong adalah sejenis umbi gunung yang hanya dapat ditemukan di lereng muria, tapi sekarang banyak orang telah melupakan makanan khas kekayaan tanah negeri kita. Ubi tersebut, jarang sekali dikenal orang bahkan masyarakat asli Kudus. Hal tersebut terjadi, karena masyarakat dewasa ini cenderung bangga dengan makanan asing dan cenderung menginginkan segala sesuatu hal yang serba cepat dan praktis. 

Padahal Jangklong memiliki beragam manfaat diantaranya kaya akan vitamin B, dapat mengurangi resiko terkena kanker, jantung, stroke, dapat mengobati berbagai macam penyakit seperti rematik, demam, cacingan, mencret, selain itu juga mengandung kalori 2 kali lipat dari pada kentang, bagi anda yang mau diet, jangklong dapat menjadi pilihan alternatif karena rendah lemak, dan khasiat jangklong yang lain adalah kaya akan mineral seperti magnesium, zat besi. 

Selain jangklong masih banyak kekayaan alam yang dapat ditemui di lereng Gunung Muria yang tidak akan anda temukan di tempat lain seperti Parijoto, Pisang Byar, dan jeruk pamelo. Jangklong juga dapat diolah menjadi berbagai macam olahan yang dapat menambah nilai jangklong seperti steak, tepung dll. Dengan olahan yang lebih bervariasai diharapkan jangklong dan makanan tradisional asli negeri dapat bersaing dengan masuknya makanan asing kedalam negeri karena faktor globalisasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline