Lihat ke Halaman Asli

rifan fauzan

sebagian imaji

"Lebar"an

Diperbarui: 8 Mei 2022   13:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Lebaran telah tiba, lebaran kali ini saya rasakan sangan jauh berbeda dari tahun kemarin, bukanya nilai atau makna lebaran yang berubah melainkan suasana kemeriahan lebaran yang lebih semarak. Tahun ini banyak orang berbondong -- bondong pulang dari tanah perantauan untuk merayakan hari lebaran atau yang kita sebut mudik. Aktivitas ini sudah sejak lama identik dengan lebaran kecuali dua tahun lalu yang memang tidak diperbolehkan mudik dikarenakan adanya virus corona. Sekarang marilah kita menjaga momentum ini untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kesehatan sehingga momen lebaran ini bisa berlagsung ke tahun tahun selanjutnya.

Idul fitri dengan lebaran merupakan dua hal yang berbeda, idul fitri ialah hari dimana umat muslim diseluruh dunia merayakan "kemenangan" atas sebulan berpuasa menahan hawa nafsu untuk kembali fitri (suci), sedangkan lebaran merupakan sebuah hari perayaan pada setiap tanggal 1 syawal, jika ditelusuri dari sejarahnya kata lebaran lebih cenderung sebuah tradisi hindu. Kata lebaran ini digunakan oleh wali songo agar mudah diterima umat islam dulu. Kegiatan yang ada dalam lebaran seperti berkunjung atau silaturahmi kerumah tetangga atau sanak saudara baik yang jauh maupun yang dekat, saling menyediakan makanan dan minuman bagi yang berkunjung atau yang dikunjungi, dan juga saling maaf memaafkan atas kesalahan atau kekhilafan yang telah terjadi. Oleh karena itu bagi saya lebaran tidak hanya dirayakan oleh umat Islam saja, namun pemeluk agama lain juga boleh ikut merayakan. Kata lebaran sering digunakan oleh orang Betawi, lebaran berasal dari kata "lebar" yang dimaknai keluasan atau kelegaan umat muslim setelah menunaikan ibadah puasa selama sebulan.

Makna dari lebaran adalah sebuah ketulusan dan kelegaan hati setelah menjalankan ibadah puasa selama sebulan yang diharapkan untuk bisa kembali ke fitrah. Marilah kita nikmati momentum lebaran ini untuk tetap bersyukur kepada Allah SWT sehingga kita bisa menikmati lebaran kali ini dengan penuh suka cita. Saling memaafkan atas kesalahan dan kekhilafan yang telah terjadi, dan juga menjalin silaturahmi dari yang renggang menjadi lebih erat sehingga cita cita dapat terwujud sebuah lebaran yang fitri.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline