Lihat ke Halaman Asli

Rifan Bilaldi

Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Indraprasta PGRI. Pendidikan adalah gerbang harapan dan bahasa adalah kunci pendidikan. Kita harus menjunjung tinggi pendidikan, pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia

Memegang Omongan

Diperbarui: 8 September 2021   19:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: dokpri

Keseringan atau kebiasaan dalam berbahasa terkadang membuat seorang pengguna bahasa akan terbiasa terhadap sesuatu yang diucapkannya. Apapun itu bahasanya, katanya, maknanya, dan dialeknya. Contoh, tanpa kita sadari sudah berapa banyakkah kata yang kita ucapkan ini mengetahui maknanya? Mungkin tentu tidak terhitung.

Apabila memantik pada fenomena berbahasa tersebut, bukan hanya sebuah kata tunggal saja, melainkan dari kata-kata itulah yang membentuk sebuah frasa hingga kalimat yang diucapkan tak tahu maknanya. Saya akan mengambil sebuah frasa fenomenal yang terbilang sangat sering diucapkan entah dalam ragam lisan maupun tulisan. Kata itu adalah kata 'memegang omongan'.

Apakah Anda tahu makna kata 'memegang omongan'. Saya sendiri pun sering menggunakannya, apalagi digunakan ketika berbicara kepada orang yang omongannya tidak bisa dipegang. Ups, baru saja katakan, sudah tertuliskan saja kata-katanya. Memang, frasa 'memegang omongan' sangat mudah dikatakan dalam ragam apapun dan dalam kondisi apapun.

Mengulik frasa tersebut akan menjadi panjang lebar, walau sebenarnya cukup singkat jika memberi tahu maknanya. Namun, alangkah baiknya apabila diulur-ulur terlebih dahulu. Kenapa? Agar Anda dan para pengguna frasa 'memegang omongan' dapat mengetahui tentang frasa fenomenal ini.

Anda punya teman? Punya kekasih? Punya sahabat? Suka berbicara? Bawel? Omongannya banyak? Suka cerita? Apalagi suka ada yang gibah?

Sssttt! Hati-hati jika ada teman Anda atau apalagi kekasih Anda yang tidak bisa memegang omongan. Maksud bagaimana? Coba Anda ingat-ingat, apakah teman atau kekasih Anda pernah berkata yang indah atau menjanjikan yang manis-manis (eits, bukan cokelat, ya, itu mah enak), maksudnya ucapan yang terkesan manis, rayuan, tetapi omongannya tidak bisa dipegang. Eits, lagi-lagi mengatakan memegang omongan.

Oke, jadi begini, memegang omongan adalah sebuah frasa yang terdiri dari dua kata yang diimbuhkan, yaitu kata mem-(pegang) dan omong-an. Kata memegang memiliki arti atau makna yang banyak salah satunya yang berkaitan dengan kata omongan, yaitu 'menjalankan'. Arti menjalankan bukanlah menggerakkan sebuah omongan, bukan memindahkan sebuah omongan, melainkan menepati atau melaksakan.

Menepati atau melaksanakan apa? Menepati atau melaksakan sebuah omongan. Berdasarkan arti atau maknanya, omongan adalah sebuah perkataan, percakapan, dan pembicaraan yang diucapkan oleh penutur kepada mitra tuturnya. Jadi, konklusinya bagaimana? Konklusi memegang omongan adalah menepati atau melaksanakan perkataan;percakapan;pembicaraan orang tersebut kepada lawan bicaranya.

Contohnya bagaimana? Contohnya sudah banyak yang Anda lakukan kepada lawan tutur Anda. Ya, tak usah jauh-jauh, seperti omongan pacar Anda. Apakah Anda suka dibuat melayang dengan omongannya yang begitu merasa tentram, tetapi berujung kekecewaan karena omongannya yang diucapkan kepada Anda tidak bisa dipegang? Jika, iya. Berarti kekasih Anda tidak bisa memegang omongannya.

Saya akan sebuah kalimat mengenai frasa memegang omongan. Berikut kalimatnya "Bro, pinjam uang, janji minggu depan gue ganti"

SATU TAHUN KEMUDIAN...si pemberi utang sudah lupa dan yang mengutang entahlah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline