Bahasa memiliki sebuah kajian ilmu bernama linguistik atau ilmu yang mempelajari tentang bahasa disebut linguistik. Bahasa tidak pernah lepas dari segala aktivitas di masyarakat. Oleh karena itu, muncullah sebuah bidang ilmu yang menyatukan keduanya.
Ilmu tentang masyarakat disebut sosiologi. Sampai sini kita sudah dapat mendefinisikan tentang sosiolinguistik. Lalu, kita kaitkan saja kedua bidang ilmu empiris yang berkaitan sangat erat ini, sehingga menjadi ilmu antardisipliner, yang disebut sosiolinguistik.
Berdasarkan hal tersebut dapat didefinisikan secara jelas, bahwa sosiolinguistik adalah bidang ilmu antardisipliner yang mempelajari bahasa, yang ada kaitannya dengan penggunaan bahasa di dalam masyarakat.
Muncul bidang ilmu tersebut, karena segala aktivitas atau kegiatan kemasyarakat yang dilakukan oleh manusia, tidak luput dari bahasa. Bahasa sangat penting dan menjadi peran utama dalam bermasyarakat.
Menurut Kridalaksana (1978:94) beliau mengatakan bahwa, "Sosiolinguistik lazim didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari ciri dan pelbagai variasi bahasa, serta hubungan di antara para bahasawan dengan ciri fungsi variasi bahasa itu di dalam satu masyarakat bahasa."
Maksud dari rumusan yang dicetuskan oleh pakar bahasa Kridalaksana, bahwa sosiolinguistik ini merupakan ilmu yang mempelajari berbagai ciri dan variasi bahasa. Hal tersebut dikarenakan, dalam lingkungan bermasyarakat terdapat keanekaragaman budaya dan macam-macam bahasa.
Banyaknya macam budaya dan bahasa memunculkan berbagai macam variasi kebahasaan dari setiap daerah yang ada, seperti logat, dialek, artikulasi tindak tutur, dan variasi lainnya. Sehingga ilmu sosiolinguistik sangatlah penting sebagai bahan kajian dalam memahami bahasa di masyarakat, agar kita saling menghargai.
Dengan adanya sosiolinguistik kita dapat saling memahami, mempererat, mengubah kebiasaan yang buruk ke lebih baik, mengenal satu sama lain dalam satu masyarakat tutur.
Dalam sosiolinguistik ini terdapat beberapa masalah yang sering menjadi faktor penghambat perkembangan bahasa di masyarakat. Berikut adalah masalah dalam sosiolinguistik menurut Dittmar (1976:128) pada konferensi sosiolinguistik di University of California, Los Anggles, tahun 1964.
Pertama, identitas sosial dari penuturnya. Kedua, identitas sosial dari pendengar yang terlibat dalam proses komunikasi. Ketiga, lingkungan sosial tempat tutur terjadi.
Keempat, analisis sinkronik dan diakronik dari dialek-dialek sosial. Kelima, penilaian sosial yang berbeda oleh penutur terhadap perilaku bentuk-bentuk ujaran. Keenam, tingkatan variasi dan ragam linguistik. Dan ketujuh, penerapan praktis dari penelitian sosiolinguistik.
Contoh saja sebuah perkawinan antara masyarakat Jawa dengan masyarakat Sunda. Sehingga akan memunculkan sebuah variasi bahasa baru yang didapatkan oleh sang anak.