Badan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia, kini gencar memelopori bahasa Indonesia untuk dunia, melalui pembelajaran BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing). Para pengajar-pengajar handal diterjunkan langsung untuk mengajarkan para orang-orang asing yang memiliki kemauan atau keinginan belajar bahasa Indonesia.
Melalui BIPA ini, bisa menjadikan suatu gerbang menuju pengenalan bahasa Indonesia di mata internasional. Siapa yang tidak senang apabila bahasa negaranya menjadi suatu bahasa dunia, yang dikenal oleh dunia. Pasti kita menginginkan hal itu, sehingga apabila bahasa Indonesia menjadi bahasa yang dikenal di mata Internasional itu merupakan suatu kebanggaan bangsa Indonesia.
Indonesia sendiri dikenal sebagai negara kepulauan yang penuh akan kekayaan alam, budaya, dan bahasanya. Maka dari itu melalui pundi-pundi kekayaan Indonesia, dapat menjadi ladang mengenalkan bahasa Indonesia di dunia. Banyak para turis yang datang ke Indonesia untuk mengenal dan belajar tentang kebudayaan Indonesia.
Pada tahun 2019 berdasarkan data Badan Pusat Statistik menyatakan, Secara kumulatif (Januari–Juni 2019), jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 7,83 juta kunjungan atau naik 4,01 persen dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama tahun 2018 yang berjumlah 7,53 juta kunjungan.
Dengan keuntungan dari kekayaan Indonesia dapat membuat pengembangan bahasa Indonesia di mata internasional semakin dilirik dan semakin ingin mereka mempelajari bahasa Indonesia. Maka dari itu dengan adanya program BIPA ini yang digagas oleh badan bahasa dan kemendikbud, dapat menjadi suatu bahan untuk mengajarkan orang-orang asing belajar bahasa Indonesia.
Kini peserta BIPA semakin meningkat dan semakin banyak minat, hal ini menandakan bahwa pembelajaran BIPA banyak diinginkan oleh warga asing. Sudah ada 45 negara yang tergabung dalam pembelajaran BIPA, dari 45 negara terdapat 174 tempat pelaksanaan BIPA yang tersebar di negara-negara tersebut.
Berdasarkan data dari KBRI Riyadh, program BIPA banyak diminati warga negara lain, dengan tingginya antusiasme, terutama mahasiswa asing, terhadap bahasa Indonesia. Dalam sebuah survey terhadap peserta Program Darmasiswa Republik Indonesia (DRI), disampaikan bahwa, bahasa Indonesia menjadi jurusan favorit para peserta (survei tahun 2012: 65% bahasa Indonesia; 30% seni-budaya, culinary & tourism 3%, lain-lain 2%).
Pada dua hari lalu, tepat pada hari Selasa, 11 Agustus 2020, Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia merilis unggahan melalui akun sosial media instragramnya yaitu @badanbahasakemdikbud, mengatakan tentang KBRI/PTRI di Wina telah melaksanakan kegiatan Penutupan Pembelajaran BIPA, musim panas 2020 pada tanggal 24 Juni 2020 melalui daring.
Kegiatan tersebut diikuti oleh pengajar BIPA yang ditugasi oleh badan bahasa, yaitu Ardhana Reswari Diyah Putri, yang merupakan perwakilan dari University of Vienna (Uniwien), dan juga seorang pemelajar BIPA, dan perwakilan masyarakat Indonesia di Austria dan Slovenia. Dalam kegiatan yang berlangsung tersebut sangat luar biasa, yang saya lihat dalam video yang ditayangkan, bahwa para pemelajar BIPA sangat mahir berbahasa Indonesia.
Para warga asing itu, dikit demi sedikit mulai lancar dalam berbahasa Indonesia, mereka begitu antusia belajar bahasa Indonesia di KBRI. Para pelajar BIPA banyak mendapatkan manfaat dalam dirinya, selain bisa berbahasa Indonesia, ia juga bisa mengenal banyak tentang Indonesia. Maka dari itu, dengan adanya hal-hal program atau penyelenggaraan BIPA ini dapat membuat perkembangan bahasa Indonesia dapat dikenal di mata Internasional.