Hari libur sekolah merupakan hal yang amat membahagiakan. Aku dan teman-teman---para kampiun renang---akan pergi ke sungai dekat rumah.
Bersenjatakan ban dalam truk, kami mengarungi sungai berbatu dari hulu ke hilir. Terkadang teman-teman sengaja menggoyang ban dalam truk agar aku berteriak ketakutan, lalu mereka tertawa kesenangan.
Tak jarang di setiap pohon persinggahan, para kampuin itu sengaja berhenti, lalu memanjat di lengkung batang pohon. Melompat, berjumpalitan ke tempat terdalam sungai. Hilang tak berbekas, kecuali riak air, tapi sesaat lamanya kepala mungil menyembul.
Kami berteriak-teriak kesenangan. Aku yang sebelumnya ketakutan, turut tertawa senang.
Kau tahu, yang membuatku kurang seide dengan mereka, kami sering menyambangi ladang-ladang penduduk demi memenuhi hasrat perut kecil yang kelaparan setelah mandi di sungai.
Apa saja mereka lahap---aku sengaja tak turut serta---tapi turut serta kena getah ketika pemilik ladang datang dengan aura marah sambil mengapung parang. Para berandalan pun berlari tunggang langgang, masih dengan tawa riang.
Satu yang aku ingat dan sangat mengasyikkan, tatkala kami lapar, ada teman yang membawa mie instan goreng yang langsung kami santap begitu saja dengan berebutan.
Tentu saja tidak mengenyangkan. Yang pasti akan membuatku seperti mengamuk ketika menikmati santapan di dapur bunda, sesaat aku pulang-pulang dari sungai dengan tubuh menggigil. Oh, indahnya masa kecil!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H