Lihat ke Halaman Asli

Rifan Nazhip

Menebus bait

Di Bilik Belakang

Diperbarui: 18 Maret 2021   11:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

wahai, Ibu
ratu ruang belakang
debu-debu mengasapi tungku
sekantung selera dalam sebait nujum
kau tabur dalam periuk kasih
menggelegak segala bumbu menyembur lapar di langit kampung
geliat nafsu menggambar angkasa

kau tahu, Ibu
sejumput warna kau tuang di meja
lamur mata taklah menuai kesah
kecuali kisah-kisah keluarga
berlabuh dalam kecipak pengecap
keluarga terekat oleh kejujuran bumbu
di ujung lidah yang tak mungkin didustai kebohongan purba
nujum dan mantra yang lupa

wahai, Ibu
kerinduan itu mengalir di utas rindu
aku selalu tak bisa mengikat kengangan
tentang rasa dari magma yang membuat asa terjaga
di bilik belakang wajahmu memeta
sungguh aku dihukum selera; Ibu

Plg, 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline