Hujan kata hunjam kepala, kota kusam lampu jalan padam, aku menyeruput selera, lelaki menawakan suara, tak ada yang menatap iba, selembar receh mengumpat balasan, sungguh memberi dan menerima, sama-sama tak rela, seperti kafe ini tersembunyi dari dunia luar, orang-orang memaku gadget di kepala, tak memiliki naluri persahabatan, seakan pertemuan hanya kamuflase, aku mencari kata untuk pamit diam-diam, dan dunia semakin kelam, kota padam pertemuan antara gelap dan sinar.
Plg, 1220
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H