Lihat ke Halaman Asli

Rifan Nazhip

Menebus bait

Hujan Air Mata

Diperbarui: 26 Desember 2020   08:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Masih belum hujan di sini, kemarau panjang memaku bumi, gonggongan demi gonggongan, pertarungan cemeti, mencabik persaudaraan, betapa gerah, orang-orang menggoreng abu, aku kelilipan pendustaan, begitu banyak luka di dada, sangat parah hujan di mata, tapi masih ada yang tertawa, merasa jumawa melihat nestapa; siapa yang akan dimakan hari ini. Tentu tak ada makan siang gratis. Dan luka semakin nganga, gonggongan semakin nyata. Aku masih menunggu hujan, meski kelak hanya ada hujan air mata, kepedihan murka.

Plg, 1220

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline