Lihat ke Halaman Asli

Rifan Nazhip

Menebus bait

Puisi | Menenangkan Hati yang Berkhianat

Diperbarui: 5 Mei 2020   21:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber ilustrasi: pixabay

terkadang kita perlu menggulung amarah, banyak cerita tercecer, betapa kita sangat pongah, terhadap batu dan kayu penumbuh tanah menjadi pelepah harap.

kita terhipnotis tentang mimpi energi, menumpuk pundi-pundi tak berdasar, pengkhianat bumi memapas rimbun untuk mengeruk bumi, di mana dia akan berproses memberi berkas tanpa bukti.

tidak cukupkah matahari memberi energi cuma-cuma, yang bisa digali tanpa melantak bumi, puas dengan penggundulan, corong-corong api adalah kebanggaan sebuah kemajuan.

semakin rata bumi, mungkin selembar daun kelak menjadi mitos, legenda yang enggan dipercaya,  tentang negeri surga menjadi buruan, pada mutiara hitam berupa rempah, karena kita ditakdirkan menjadi paru-paru yang menghidupkan, karena orang mengagungkan sampah memenuhi lupa, alpa berbuat pada tanah yang dijanjikan.

Plg, 0505

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline