Lihat ke Halaman Asli

Rifan Nazhip

Menebus bait

Puisi | Perlunya Berpikir ketika Akal Sehat Hilang

Diperbarui: 12 April 2020   19:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber ilustrasi : pixabay

delapan jam terkurung, betapa derita mengurung, mendengar desir air di toilet adalah kebahagian di ujung, terasa hidup digulung, apakah kau tak pernah bertanya ketika mendesak? betapa kunang-kunang di kepala, mengalahkan begadang bermalam, hidup tetaplah berjuang.

bersicepat antara tuas hidup mati, terkadang bertarung untuk mati, perang sesungguhnya, ketika Tuhan mengalungkan syahid dan membanggakan kepada malaikatnya, apakah orang lupa membaca?

telah terbuka pintu surga, apakah ada yang merasa memegang kuncinya? tanah ini milik Tuhan, memulangkan para kekasih yang ditunggu untuk mendapatkan hasil bakti.

kenapa ada yang tak menghargai, padahal dia telah dipilih Tuhannya? Benarlah Tuhan selalu mengagungkan kaum yang berpikir lagi bertakwa, lalu apa balasan bagi orang yang menolak kekasih Tuhan, orang yang berakal tentu tak membaca, kecuali kelak dia berpikir, lebih agung mati syahid daripada mati memiliki cela.

1004

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline