Lihat ke Halaman Asli

Rifan Nazhip

Menebus bait

Hujan Itu Tak Akan Pernah Tumbuh di Matamu

Diperbarui: 12 April 2020   14:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber ilustrasi : pixabay

hujan turun lagi, di lorong depan butiran langit terdiam tanpa teman, anak-anak melihatnya dari  terali jendela, ribuan tangan melambai, saatnya mandi hujan, bukankah hujan tak pernah berkisah kesedihan? dia tetaplah berkah, menumbuhkan jiwa kering pada basah sorak-sorai, mengajar tarian bebas tanpa teori, kapankah hujan itu menjelma girang?

larilah, Nak, hujan tak mengajarimu mengurung diri, saatnya bertelanjang dada menunjukkan semangat, sejenak lupakan wabah, setelah selama ini melihat jejalan mimpi tak terbeli, dan yakinlah hujan tak pernah mengingkari janji untuk tetap menjadi berkah bagi seisi bumi.

segelas kopi di teras depan, sepinggan ubi rebus menyimpan panas, istri bergaun merah jambu selepas keramas, mata-mata mungil itu mengharap, aku tak ingin membuat mereka kecewa.

pergilah, Nak, hujan dari langit tak pernah memberikan desah, aku pun tak ingin dia tumbuh di matamu. rebutlah kembali masa kecil dengan canda dan tawa irama hujan.

Plg, 1104

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline