Lihat ke Halaman Asli

Rifan Nazhip

Menebus bait

Puisi | Aku Gatal Memelukmu

Diperbarui: 6 April 2020   21:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

merindu layar, pantai tak berlaut, camar tanpa persinggahan, kita kehilangan jejak memanjang, tak ada aroma ikan panggang, lihatlah betapa terlewat sisa senja, semburat makna tak bisa terucap kata, aku rindu melihatmu melambai, ingin kita curi setiap senja di lengkung lensa, kamera itu bisa menyimpan kenangan, aku amat rindu. apakah kamu rindu?

pada tangan liat kelindan semangat, kerlip lampu mengeja malam, pada desir angin, amis hawa menguar, hempas ombak, kita di mana, terkurung dalam ketakutan, tidak akan lama, semua akan, sebulan-dua pergi, ketika kelak kita mengejar lidah ombak, surut ke samudera, tangan mana yang membuatnya, terkadang kita lupa.

Lupa ribuan hari terlewat tanpa noda, tawa mengapung disekap putihnya mega, yakinlah aku menjemputmu, aku bacakan syair udang galah, bibirmu basah oleh minyak selera, tambahkan kerang, mengaduknya dengan bumbu nenas, aku gatal memelukmu.

0504




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline