Lihat ke Halaman Asli

Rifan Nazhip

Menebus bait

[Cinta] Katakan dengan Cinta

Diperbarui: 14 Maret 2020   12:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber ilustrasi : pixabay

Aku melihat wajahmu bersemu merah ketika dilahap mata Sapto. Kau jengah, apalagi melihat jambangnya yang rapi. Kulit liatnya, dan dengus kuda paling binal sejagat. Aku yakin seribu persen, kau akan menerimanya, terlihat dari tingkahmu mempermainkan anak rambut. Kebiasaan lama yang tak sanggup kau tinggalkan

Sekilas kau melihatku, entah untuk apa. Apa mungkin kau ingin membanggakan bahwa kalian sudah jadian? Atau ingin mengejekku si terkutuk jomblowan? Ya, aku akui level kegantenganku amat jauh di bawah rata-rata. Aku lebih suka bermurah senyum ketimbang menggombal cinta. Sementara menurut Sapto, setiap perempuan paling suka digombal. Apakah kau salah seorang dari mereka? Aku amat kecewa!

Seperti kecewa melihat kalian bersanding di pelaminan. Saling suap nasi tumpeng,  tersenyum ceria. Kau melambai menyombongkan diri, mungkin.

Seperti  kecewa melihat kalian dua tahun setelah menikah di sebuah pusat permainan. Ada bocah kecil berjalan tertatih. Dia bijak sekali menyalamiku, menyapa dengan buih di mulut beradu teriakan girang. Aku luka.

Entah kenapa kemudian kita ditinggalkan sebentar oleh Sapto. Di atas bangku kita seolah membagi senyum. Sembari sibuk mengurusi anakmu, kau bertanya tentang aku. Jawabku aku masih menjomblo. Lesung pipimu mengumbar geli.

"Kau memang salah, Amar.  Padahal aku menunggu kata cintamu. Tapi kau disalip Sapto. Ya, aku tahu, aku memang tak cantik!"  




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline