Lihat ke Halaman Asli

Rifan Nazhip

Menebus bait

Puisi | Covid-19, pada Nadi Memburu Sebelum Biru

Diperbarui: 19 Februari 2020   11:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber ilustrasi : indoneisainside.id

di kafe malam itu
perempuan mengapit rindu dalam secangkir latte
ranum matanya memaku hujan turun pelan
harapnya lelaki itu hadir menyibak tirai
hujan mengulur perjumpaan ketika rinai betah
mengecup kening merengkuh bahu
memeluk harapan tentang nyala jingga
aku akan menikahimu  sebelum luruh usia
meninggalkan pada

kau mungkin sedang bermimpi
seperti para pemimpi yang terkurung sepi
melolong dalam bingar,  beku gairah sungsang kelu

virus itu meluluh kota
tak ada yang menyemai kata di sini
nyawa satu-satu melayang
belum usia hangat berdenyar
dia tak akan kembali
lengkung tanah kini mengapit
mata itu berharap, bertahanlah untukku
untuk benih yang kutitip di janin, dari bibit air mata

di kafe malam itu
kau sendiri dalam ruang tanpa penghuni
menyeruput pekat kafein mengajak terbangun
semoga ini hanya mimpi berharap segera berlalu
tapi kau lihat hujan itu nyata
tanganmu bergetar meninggalkan jaga

tak ada orang yang berteriak
ketika hujan mengaminkan usia menyusulnya
orang-orang kehilangan
rindu merawa kota yang telah beku
diam
setelah
nyawa

Plg, 2020




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline