Hujan begitu rapat di tingkap gelap. Tubuh tua merayap. Perhitungan itu amsal sial. Malam ini telah serak suara. Entah besok bisa bicara. Modal di kantong selembar-dua berkaca. Restoran mewah menjura satu juta, terbang. Tiga puluh angka tak ada kerincing uang. Kecuali kaleng seng belajar pulang.
Pupus membunuh tua. Keriput melarat luka. Di mana membasuh rupa. Segala kering. Kecuali air mata.
Besok lusa telah hilang warung. Rata tanah. Sayur, sayur melupa. Ringkih tulang menjeda. Keriput hanya tanda. Tak ada suara. Menukar hidup. Di bawah kamboja lupa penjual sayur. Mari bermimpi di ujung perih, sebelum masa semakin terlatih. Terlupa di ambang angka-angka. Pada rahim dunia menyerpih coba renta.
Ujung gelap, 0522020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H