Lihat ke Halaman Asli

Rifan Nazhip

Menebus bait

Puisi | Balada Mak Sayur III

Diperbarui: 5 Februari 2020   23:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hujan begitu rapat di tingkap gelap. Tubuh tua  merayap. Perhitungan itu amsal sial. Malam ini telah serak suara. Entah besok bisa bicara. Modal di kantong selembar-dua berkaca. Restoran mewah menjura satu juta, terbang. Tiga puluh angka tak ada kerincing uang. Kecuali kaleng seng belajar pulang.

Pupus membunuh tua. Keriput melarat luka. Di mana membasuh rupa. Segala kering. Kecuali air mata.

Besok lusa telah hilang warung. Rata tanah. Sayur, sayur melupa. Ringkih tulang menjeda. Keriput hanya tanda. Tak ada suara. Menukar hidup. Di bawah kamboja lupa penjual sayur. Mari bermimpi di ujung perih, sebelum masa semakin terlatih. Terlupa di ambang angka-angka. Pada rahim dunia menyerpih coba renta.


Ujung gelap, 0522020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline