gerhana menutup cahaya
aku malu tak memberi sapa meski sekadar lambai
lewat puisi aku memohon maaf
gerhana di kantong celana
ada laba-laba memintal jerat meminta uang
aku hanya bisa memberi gobang berlobang penutup liang
cuma sia meriang
almanak menyentak padi sepi buntu
butuh-butuh uang pada akhir tahun
tentang jalan setajam mata pedang
aku memanggang rasa di pantaimu
hanyut dalam arus jeram memangsa
jagung bakar mana
kacang rebus tumbuh di mata
anak meneriakkan trompet
memecahkan bubungan rumah
istri mengatakan mall mana
pasar sedang becek
jalan-jalan seperti orang kaya tak mengapa
tapi kaya apa
wajahku meringis kayak monyet
mau menangis karena kepepet
sedih rasanya di akhir tahun
laba-laba memintal jerat
aku merana diredam jerat malu
kapan gerhana berakhir di ruang hati
ruang dapur mengabarkan asap tak berbau
kataku setahun lagi kita bermadu
tanggal satu terlewati
hari kedua gerhana lenyap
tapi semua sudah sepi
hari-hari tetap memintal janji
Desember depan mungkin belum ada resolusi
terompet tak bernyanyi
sepi
Plg, Ujung Tahuin 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H