Kilas Balik Mayday di Indonesia
Jakarta, Indonesia-Sejarah panjang gerakan buruh di Indonesia menemukan titik terangnya di kota yang terus berdenyut tiap harinya dengan banyak aktivitas, yaitu di jalanan Surabaya.
Di kota ini pada 1 Mei 1918, serikat buruh Bernama Kung Tang Hwee Koan menjalankan perayaan Hari Buruh pertama di Indonesia yang menandai awal perjuangan yang menjadi tonggak penting pada Sejarah Indonesia, terutama pada ranah sosial-politik.
Sejak dari masa penjajahan dahulu, Indonesia sudah diliberalisasi ekonominya oleh para kolonial Belanda untuk mendorong hasil industri dan perkebunannya. Oleh karena itu, peran buruh menjadi vital pada perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang melaju pesat dahulu.
Akan tetapi, buruh menjadi sasaran eksploitasi oleh para penjajah dengan cara dikuras, baik secara materi atau pikiran. Dengan sebab-sebab tersebut, fondasi gerakan buruh semakin berkembang di Indonesia karena tiap buruh merasakan dan menuntut hal yang sama.
Perayaan Hari Buruh pertama di Surabaya menjadi langkah awal yang penting untuk mengumpulkan solidaritas di antara buruh. Selain itu, perayaan ini menjadi tanda peralihan perjuangan menuju gerakan yang lebih kolektif yang tentu akan lebih kuat daripada gerakan individu.
Kurang lebih sebanyak dua puluh serikat buruh turun dan turut ikut serta dalam perayaan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran dan nilai-nilai persatuan sudah terbentuk untuk memperjuangkan hal yang sama, yaitu hak buruh.
Gerakan buruh terus berlanjut di tahun-tahun berikutnya. Salah satu senjata yang banyak digunakan oleh buruh sebagai tanda protesnya akan kondisi upah atau kesejahteraan buruh adalah mogok kerja.
Akan tetapi, pada masa pendudukan Jepang gerakan buruh mengalami tantangan baru. Banyak serikat buruh yang dibubarkan dan aktivitas mengenai aksi penuntutan juga ditekan secara habis-habisan.