Gambar 1.1 Banyaknya pesanan mie ayam | Sumber: Pinterest/Dinda
Jakarta — Indonesia merupakan negara dengan bermacam keunikan. Salah satu halnya dengan kuliner yang disajikan. Masyarakat Indonesia sangat mencintai makanan lokal seperti nasi goreng, sate, dan banyak lagi lainnya sehingga banyak orang sering berburu kuliner-kuliner khas nusantara tersebut.
Budaya berburu kuliner masyarakat Indonesia salah satunya adalah berburu bakso dan mie ayam setelah lebaran. Setelah sholat idul fitri dan halal bi halal ke tempat sanak keluarga, beberapa jam kemudian warung bakso dan mie ayam ramai akan pengunjung. Penjual bakso dan mie ayam menggunakan taktik yang cerdas yang patut untuk ditiru penjual lainnya.
Warung bakso dan mie ayam tetap buka saat warung makanan yang lain tutup. Para penjual tersebut tahu bahwa setelah memakan makanan khas lebaran, umumnya orang akan jenuh dan mencari makanan lain tidak terkecuali bakso dan mie ayam.
Umumnya pembeli adalah masyarakat dari luar kota yang sedang berkunjung ke sanak saudara. Sebelum pulang, mereka menyempatkan terlebih dahulu untuk mencari mie ayam atau bakso dan memakannya bersama dengan anggota keluarga yang lain. Di Jakarta Timur khususnya di kelurahan Utan Kayu Selatan, terdapat beberapa warung bakso dan mie ayam terkenal yang dapat di rekomendasikan. Salah satunya adalah warung bakso Pak Sam, Bakso Mas Amin, dan banyak lagi lainnya.
Alasan banyaknya masyarakat mencari bakso dan mie ayam adalah karena sudah bosan dengan makanan bersantan seperti rendang, gulai, atau opor yang menjadi makanan primer saat lebaran. Hal tersebut diakui sendiri oleh salah satu pembeli di warung bakso Pak Sam, Pak Ryan. "Iya, udah bosen lah (makan makanan yang bersantan), pengen yang lain". Kombinasi antara mie ayam atau bakso dengan kesegaran dari es teh merupakan incaran dari banyak orang pasca penatnya makan masakan khas lebaran.
Dominasi dari opor, ketupat, serta rendang membuat masyarakat menjadi bosan dan ingin mencari makanan yang lain. Makanan gurih, pedas, dan menyegarkan seperti bakso dan mie ayam adalah incaran banyak orang setelah lidah sudah penat dengan masakan bersantan.
Pak Sam, pemilik warung bakso Pak Sam, di Jalan Kayumanis 8, Utan Kayu Selatan. Beliau mengaku sudah menyiapkan dagangannya jauh-jauh hari. "Yah Alhamudulillah yah, banyak yang beli, yang udah mesen sendiri-sendiri juga ada," ucap beliau. Beliau mengaku penjualannya meningkat dari hari-hari biasa.
Budaya Indonesia memang tidak bisa terlepas dari kuliner. Selain kebutuhan nutrisi yang terpenuhi, makanan juga menjadi hal penting dalam tradisi. Bakso dan mie ayam telah menjadi simbol dari kehangatan dan kebersamaan dalam perayaan kemenangan Idul Fitri. Ditinjau dari ekonomi, fenomena ini menciptakan peluang yang besar bagi para pedagang. Momentum ini dapat dimanfaatkan dengan meningkatkan penjualan mereka.
Di era digital saat ini, peran media sosial juga penting untuk promosi kepada masyarakat luas menganai wisata kuliner di tempat mereka. Hal ini akan membantu perekonomian bisnis UMKM warga sekaligus membantu masyarakat luas untuk menginfokan lokasi, menu, serta ulasan pengguna lain sehingga dapat memilih tempat yang tepat untuk hidangan favorit mereka. Ghaisan, pengguna media sosial, mengaku terbantu dengan adanya media sosial untuk hobinya berburu kuliner. "Ya sih, aku suka nyari makanan di youtube atau tiktok buat cari tempat makan".
Berburu bakso dan mie ayam merupakan fenomena yang menarik sekaligus juga merupakan peluang yang harus dimanfaatkan bagi para pedagang , tidak terkecuali pedagang makanan selain bakso dan mie ayam. Dengan memanfaatkan momentum lebaran idul fitri, hal ini dapat menjadi langkah awal untuk menciptakan kesuksesan yang berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H