Lihat ke Halaman Asli

Kisah Alwi Ramadhan: Dari Menabung Uang Jajan hingga Sukses Berbisnis Distro

Diperbarui: 20 Februari 2021   19:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri. Alwi Ramadhan, anak muda yang menekuni usaha fesyen dengan brand Follow Us.

Pernah ditipu oleh teman hingga vendor, juga merugi karena produk tidak laku dipasaran tak membuat Alwi Ramadhan surut semangat dalam menjalankan bisnis distronya. Bagaimana kisahnya?

Saat ditemui di kediamannya di Gadog, Bogor, Alwi Syahrul Ramadhan (21) atau umum disapa Alwi mau berbagi kisah tentang usaha distro yang sedang ia geluti, Sabtu (20/02/21).

Sembari menempuh studi disalah satu universitas swasta di Bogor, jurusan sistem informasi pria kelahiran asli bogor ini ternyata jeli menangkap peluang dan memanfaatkan potensi yang dimilikinya dengan menjalankan usaha di sektor fesyen.

Bermodalkan skill design yang ia dapatkan sewaktu sekolah SMK dan keinginan untuk berkarya ia mulai merintis usahanya ini dengan dana awal sekitar 3 juta rupiah yang ia kumpulkan dari menyisihkan uang jajan 5 ribu rupiah perhari. Modal awal itu ia pakai untuk memesan 6 design lusin kaos juga keperluan lainnya.

Sebelum bermain solo, Alwi mengaku pernah berbisnis yang sama bersama dua orang rekannya. Namun kandas di tengah jalan karena sepi peminat dan kurang konsisten.

"Bikin 1 lusin, 3 design.. laku 4 pcs, selang sebulan karena gak keliatan duitnya jadinya bubar"papar pemuda yang mengidolakan Peter Firmansyah (owner distro Peter Say Denim) ini.

Ia mengaku muncul ide dan mulai berusaha distro ini pada pertengahan 2015, namun mulai berjualan masif dan tekun pada tahun 2016. Semasa sekolah ia sangat menggandrungi dan selalu membeli outfit distro hingga terbesit suatu waktu untuk berbisnis distro.

Dokpri. Sling Bag dari brand Follow Us.

Ada kisah jenaka dari penamaan brand Follow Us ini. Ia menuturkan nama follow us terinspirasi dari nama panggilannya sendiri waktu SMP. 'Si follow' : nama yang disematkan karena ia sering meminta pada orang lain untuk memfollow akun Twitternya.

Awal penjualan berfokus pada kaos. Seiring berjalannya waktu hasil penjualan pun ia putar kembali untuk kelangsungan usaha dan meluncurkan outfit-outfit tambahan seperti hoodie, celana, topi, tas dan lain-lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline