Lihat ke Halaman Asli

Rifai Fatih

Mahasiswa

Dampak Negatif Penyebaran Opini dan Isu Secara Masif oleh Konten Kreator di Media Sosial TikTok

Diperbarui: 6 November 2023   14:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

CNN.com

Di era digital yang kini terus berkembang, TikTok telah menjadi salah satu platform media sosial yang paling populer di kalangan masyarakat. Dengan memiliki lebih dari 1 miliar pengguna aktif bulanan pada April tahun 2023, data ini dikutip dari We Are Social. TikTok ini telah menjadi bagian dari kekuatan besar dalam dunia media sosial, khususnya di kalangan generasi muda. Meskipun platform ini sering digunakan untuk hiburan, konten sharing, dan konten kreatif lainnya, tak dapat dipungkiri juga semakin banyaknya fenomena konten kreator yang menggunakan platform ini untuk menyebarkan opini tertentu dan isu-isu penting. Dengan meningkatnya penyebaran opini dan isu-isu ini akan munculah sejumlah dampak negatif yang perlu untuk kita pertimbangkan nantinya.

Dampak yang pertama, penyebaran opini dan isu-isu yang masif di TikTok dapat mengaburkan batas-batas antara informasi dan hiburan. Platform TikTok ini diciptakan untuk menarik perhatian melalui video singkat, sehingga seringkali konten yang disajikan harus menarik perhatian dalam waktu singkat. Hal Ini bisa mengarah pada upaya untuk menyederhanakan masalah yang kompleks menjadi klise atau meme yang mudah dimengerti. Dalam upaya untuk mendapatkan lebih banyak di notice netizen, beberapa konten kreator mungkin cenderung akan mengorbankan keakuratan dari sebuah informasi serta fakta yang ada. Dan hal Ini bisa menyebabkan masyarakat menerima informasi yang tidak lengkap atau bahkan salah, maka tidak heran bahwa zaman sekarang disinformasi, missinformasi dan hoaks semakin banyak.

Selain masalah itu, TikTok ini memungkinkan seorang konten kreator untuk berbicara tentang isu-isu kompleks yang sedang viral dan hype tanpa harus memberikan konteks penjelasan yang memadai karena tidak ada aturan khusus tentang itu. Dalam video singkat, sulit untuk menyampaikan semua aspek dari suatu masalah, sering kali  juga hanya satu sisi dari cerita itu yang diceritakan. Hal ini dapat mengarah pada polarisasi pendapat netizen dan meningkatnya pemicu konflik antar kelompok yang berbeda, karena sebagian besar dari mereka mungkin hanya terpapar pada sudut pandang yang sama berulang kali. Kekurangan konteks seperti ini juga dapat menyebabkan masyarakat lebih mudah dipengaruhi oleh narasi-narasi yang sederhana yang dibuat oleh konten kreator.

Seperti platform medsos lainnya adanya penyebaran informasi palsu dan berita palsu, TikTok sendiri merupakan salah satu platform yang sulit untuk dicari sebuah kebenaran fakta di setiap konten yang tersedia. Beberapa konten kreator mungkin dengan sengaja atau tidak sengaja menyebarkan informasi palsu, dan ini dapat berdampak buruk pada pemahaman masyarakat tentang isu-isu tertentu. Ketika opini dan isu yang salah disebarkan dengan cepat, hal itu dapat memengaruhi pemikiran dan tindakan masyarakat. Kemudian, ada masalah peningkatan eksposur terhadap isu-isu yang mungkin tidak seharusnya menjadi fokus utama. Dalam upaya untuk mendapatkan perhatian, beberapa konten kreator seringkali menciptakan konten yang sangat dramatis atau kontroversial. Hal Ini dapat menyebabkan isu-isu yang sebenarnya kurang penting menjadi mendapatkan sorotan yang tidak proporsional sementara isu-isu yang lebih mendesak terabaikan, hal semacam ini sudah banyak contohnya di Indonesia.

Selain pembahasan eksposur isu dan penyebaran informasi yang salah, penyebaran opini dan isu secara masif di TikTok juga dapat memicu kampanye perundungan (bullying) atau pembatasan kebebasan berbicara. Beberapa konten kreator mungkin menjadi sasaran perundungan jika mereka menyuarakan pandangan yang kontroversial atau berbeda. Sebaliknya, mereka juga dapat melibatkan dalam perundungan terhadap orang lain yang memiliki pandangan berbeda. Selain itu, platform mungkin merespons dengan menghapus konten yang dianggap melanggar pedoman komunitas, yang pada gilirannya dapat menimbulkan pertanyaan tentang kebebasan berbicara. Yang tak kalah pentingnya, penyebaran opini dan isu secara masif di TikTok mampu memberi tekanan kepada konten kreator itu sendiri. Karena mereka akan merasa terdorong untuk selalu menciptakan konten yang kontroversial atau dramatis agar tetap eksis up to date dan mendapatkan lebih banyak penonton atau pengikut.

Terakhir, dampak negatif lainnya yakni kemungkinan besar pengaruh berbahaya pada generasi muda. TikTok adalah platform yang sangat populer di kalangan remaja. Penyebaran opini dan isu secara masif di platform ini dapat memiliki dampak signifikan pada pandangan mereka terhadap dunia luar.  Jika opini dan isu yang disebarkan tidak seimbang atau tidak akurat, generasi muda dapat terbentuk dengan pandangan yang menyimpang tentang dunia. Mereka yang mungkin kurang kritis dalam memproses informasi atau menerima berbagai sudut pandang yang mana bukan dari satu media tertapi berbagai media informasi lainnya.

Secara keseluruhan, penyebaran opini dan isu secara masif oleh konten kreator di TikTok memiliki sejumlah dampak negatif yang harus kita perhatikan. Meskipun platform ini menawarkan banyak manfaat, seperti hiburan dan konektivitas, kita juga perlu menyadari bahwa penggunaannya untuk menyebarkan opini dan isu-isu memunculkan sejumlah tantangan yang harus diatasi. Penting bagi kita sebagai pengguna TikTok dan masyarakat umum untuk menjadi lebih sadar tentang dampak ini dan untuk lebih kritis dalam mengevaluasi informasi yang kita temui di platform ini. Selain itu, konten kreator juga harus lebih bertanggung jawab dengan konten yang telah dibuatnya. Bagi pengelola TikTok dan pihak berwenang juga perlu mengambil tindakan untuk mengurangi risiko yang terkait dengan penyebaran opini dan isu secara masif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline