Said Agil Siradj, siapa yang tak mengenalnya. Seorang yang kini menjabat sebagai Ketua PBNU ini lagi-lagi membuat umat Islam geram dengan pandangan-pandangannya. Sosok ini tidak lepas dari kontroversial. Baru-baru ini saja, beliau berkomentar soal konser Lady Gaga yang rencananya akan digelar di Jakarta. Beliau menyatakan:
"Mau ada seribu Lady Gaga tidak akan merubah keimanan orang. Jika disebelah saya ada kemaksiatan, iman saya tidak akan tergoyahkan." [Said Agil Siradj, Ketua PBNU]
Entah apa yang ada di benaknya, sehingga beliau berani menyatakan hal tersebut. Pernyataannya tersebut dilontarkan di salah satu media terkemuka. Tanpa disadari, komentarnya telah menyakiti umat Islam di Indonesia dan juga warga NU pada khususnya.
Beliau berbicara bukan sebagai pribadi, tetapi mewakili PBNU. Jelas saja ini membuat tokoh-tokoh NU lainnya geram dibuatnya. Menurut saya, permasalahnnya bukan konser Lady Gaga dapat mengubah atau menggoyahkan keimanan seseorang, tetapi bukankah mencegah kemunkaran adalah sebuah kewajiban? Komentar Said Agil seolah-olah umat Islam akan tinggal diam ketika kemunkaran terjadi di negeri ini. Saya berusaha untuk berprasangka baik, tetapi justru saya semakin heran dengan 'keintelektualitasan' Said Agil. Beliau yang merengkuh pendidikan di Saudi pun seakan lupa dengan hadits Nabi Saw:
“Barang siapa di antara kalian melihat suatu kemungkaran hendaklah ia mengubah dengan tangannya; jika tidak mampu, maka dengan lisannya; jika ia masih tidak mampu, maka dengan hatinya dan itu adalah selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim)
Hadits ini sungguh sangat populer bagi para aktivis dakwah. Tetapi mengapa Said Agil tidak memahami hadits ini. Jika menolak dengan hati saja adalah selemah-lemahnya iman, bagaimana dengan Said Agil yang mendukung pergelaran konser Lady Gaga? Ikon illuminati, pornografi, dan perusak moral. Lagi-lagi saya mempertanyakan intelektualitas yang dimiliki oleh Said Agil sebagai tokoh ulama. Komentarnya sungguh jauh dari kesan bahwa ia benar-benar berada di pihak umat Islam. Apakah beliau benar-benar Kyai? Atau hanya Kyai-Kyaian. Wallahu'alam Tetapi kini umat mulai mengalami krisis kepercayaan terhadap para ulama. Mudah-mudahan masih ada ulama-ulama yang benar-benar membela kepentingan Islam. Aamiin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H