Lihat ke Halaman Asli

Rifa Aulia Fahreza

Mahasiswa HI UPN "Veteran" Yogyakarta

Bergabungnya Rusia dengan Forum Internasional BRICS

Diperbarui: 9 Oktober 2022   23:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apa Itu BRICS?

Istilah BRIC merujuk pada Brazil, Rusia, India, dan China sebagai negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi tercepat. BRIC pertama kali diperkenalkan oleh Jim O'Neill dari bank Amerika Serikat, Goldman Sachs pada laporannya yang berjudul Building Better Global Economic BRICs pada tahun 2001. Goldman Sachs (GS) memperkirakan bahwa keempat negara tersebut akan mengalahkan European Union (EU) dalam cakupan pasarnya dan menjadi kekuatan ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2050. BRIC diresmikan di New York pada September 2006 dengan didatangi oleh masing-masing Menteri Luar Negeri dari Brazil, Rusia, India dan China. Dari keempat negara yang telah bergabung, ternyata terdapat beberapa kemiripan, antara lain: wilayah yang luas, jumlah penduduk yang besar, serta pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dibanding negara berkembang.

Kemudian, setelah diselenggarakannya KTT BRIC ke-3 pada April 2011 lalu, Afrika Selatan bergabung dan BRICS secara resmi terbentuk. Bergabungnya Afrika Selatan memang tidak didasarkan pada kemiripan yang telah disebutkan di atas, tetapi keanggotaan Afrika Selatan dalam BRICS diharapkan akan menjadi tonggak bagi negara-negara berkembang lainnya dalam menerima pemikiran yang telah dibentuk pada KTT BRIC sebelumnya.

            Keanggotaan dan peran Rusia dalam BRICS dapat dilihat dalam sejarah awal terbentuknya BRIC dimana Presiden Rusia, Vladimir Putin menginisiasi pertemuan pertama negara-negara anggota BRIC di New York pada tahun 2006. Setelah BRIC berjalan selama 3 tahun sebagai sebuah forum internasional, pada 2009 Rusia menjadi tuan rumah KTT BRIC pertama yang diselenggarakan di Kota Yekaterinburg, Rusia. Meskipun dalam pertemuan tersebut belum ada implikasi yang signifikan bagi Rusia, aliansi dan kemitraan yang terbentuk dengan negara anggota BRIC lainnya menjadi efek propaganda penting bagi Rusia sebab memiliki hubungan buruk dengan Uni Eropa dan Amerika Serikat.

Mengapa Rusia Tertarik Bergabung?

            Ketertarikan Rusia untuk bergabung dengan BRICS didasarkan pada kepentingan geopolitik dan geoekonominya. Secara lebih khusus, Rusia tidak puas dengan sistem ekonomi dan keuangan global yang hanya akan menguntungkan negara-negara maju. Maka dari itu, dengan terbentuknya BRICS, negara-negara yang bergabung termasuk Rusia memiliki kesamaan permasalahan finansial dan ekonomi terhadap modernisasi berskala besar. Isu finansial yang dihadapi oleh Rusia salah satunya yaitu Rubel sebagai mata uang Rusia yang telah mengalami depresiasi sejak tahun 2013.  Dari sudut pandang Rusia, BRICS memiliki peluang besar untuk keluar dari permasalahan ekonomi tersebut dengan tetap memperhatikan aspek pembangunan sosial ekonomi yang berkelanjutan dan sejahtera. Selanjutnya, kepentingan geopolitik Rusia dalam keanggotaan BRICS didasarkan pada struktur institusi global yang sudah tidak relevan dengan realita yang terjadi pada abad 21. Bagi Rusia, struktur politik saat ini masih berorientasi pada dunia bipolar saat Perang Dingin dan tidak ada perubahan signifikan sejak saat itu, sehingga negara anggota BRICS berpandangan bahwa struktur politik global harus berwujud multipolar.

Apa Keuntungannya Bagi Rusia?

            Bergabung dengan BRICS artinya Rusia mendapatkan kembali kepercayaan dirinya untuk lebih mempertegas aspirasinya dan menunjukkan identitasnya di arena politik internasional, mengingat keruntuhan Uni Soviet sebagai negara besar membuat kekuatan dan kekuasaan Rusia turun ke tingkat regional. Di samping itu, dengan kebijakan luar negeri Rusia yang proaktif, maka BRICS mendukung upaya Rusia dalam menarik dukungan politiknya di dunia internasional. Terlebih, Rusia sedang bersitegang dengan negara-negara Barat akibat konflik di Ukraina dan Suriah. Rusia yang juga berfokus dalam sektor keamanan merasa diuntungkan dengan adanya forum BRICS. BRICS dapat membantu mendorong adanya kerja sama keamanan internasional, misalnya dalam melawan terorisme, perdagangan narkoba, pembajakan, pencucian uang, dan sebagainya.

Peran Rusia dalam BRICS

            Rusia yang memegang kepemimpinan BRICS pada tahun 2015 berhasil mengembangkan kerja sama di berbagai bidang, antara lain telekomunikasi, pertanian, energi, dan industri. Salah satunya yakni kerja sama Rusia-China dalam bidang energi. Proyek-proyek pembangunan telah dibangun selama Rusia menjalin hubungan bilateral dengan China, di antaranya pembangunan pipa minyak dan gas, pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir dan pembangkit Liquefied Natural Gas (LNG) di wilayah Arktik Rusia. Selain bidang-bidang yang telah disebutkan di atas, Rusia juga mendorong adanya kerja sama di bidang yang lebih luas, seperti pendidikan, budaya, dan olahraga. Pertukaran people-to-people antar negara anggota BRICS menjadi salah satu ide yang dicetuskan oleh Rusia dalam berbagai forum yang diselenggarakan oleh BRICS. Kemudian pada kepresidenan Rusia atas BRICS pada tahun 2020 berfokus pada menaikkan koordinasi kebijakan luar negeri negara anggota BRICS dengan meningkatkan hubungan dengan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), serta memerangi terorisme, memangkas pendanaan terorisme, dan melawan praktik pencucian uang.

Referensi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline