"Self service" sebuah kata yang seringkali dihindari oleh kebanyakan manusia. Tak bisa dipungkiri, ingin dilayani menjadi hal yang lebih menarik dalam menjalani fase kehidupan di dunia ini. Padahal roda kehidupan masih terus berputar. Lelah menjadi alasan beberapa orang tak mampu melakukan rutinitas kesehariannya sendiri. Ditambah dengan perkembangan digital yang semakin lama memudahkan manusia untuk menginginkan sesuatu hanya melalui gawainya saja.
Orang tua seringkali tak tega melihat buah hatinya melakukan pekerjaan rumah seorang diri. Seperti misalnya mencuci piring selepas makan, padahal pekerjaan itu seharusnya tertanam sedini mungkin. Kekhawatiran orang tua ini tak disadari akan terasa oleh anak, sebab seorang anak memiliki vibrasi yang sama dengan yang dirasakan oleh orang tuanya. Pembiasaan kecil yang ditanam sejak dini justru akan memberi dampak baik dan berkepanjangan. Suatu saat anak harus bisa hidup mandiri tanpa bantuan orang tua lagi.
Memaksa anak untuk mengerjakan pekerjaan rumah bukan juga solusi terbaik dalam menanamkan nilai-nilai kebiasaan baik itu. Bernegosiasi juga berkomunikasi menjadi salah satu strategi yang cukup efektif agar anak tak terpaksa dan terbebani saat mengerjakan kebiasaan itu. Maka, orang tualah yang seharusnya membangun bonding yang lebih kuat agar ikatan emosional juga bisa terbentuk seiring waktu berjalan. Secara tidak langsung orang tua sedang membangun rasa percaya diri, rasa aman, juga cinta dari kedua belah pihak.
Selain di rumah, sekolah juga menjadi tempat belajar yang juga mendukung kemandirian sedini mungkin. Maka carilah sekolah yang mengedepankan kemandirian atau self service anak melalui kegiatan-kegiatan yang diadakan di sekolah agar apa yang telah ditanamkan di rumah dapat berjalan secara berkesinambungan.
