Pemerintah melalui Badan Pengatur Hilir dan Gas Bumi (BPH Migas) berencana menggunakan teknologi aplikasi untuk pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, hal itu dilakukan guna subsidi yang diberikan dapat tepat sasaran. Lalu apakah kebijakan ini efektif? Anggota komite Badan Pengatur Hilir dan Gas Bumi (BPH Migas) migas Saleh Abdurrahman menjelaskan calon pembeli Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi harus daftar diri terlebih dahulu pada my pertamina lalu diverikasi oleh Badan Pengatur Hilir dan Gas Bumi (BPH Migas) untuk mengetahui berhak menerima subsidi atau tidak.
Berikut jenis kendaraan yang berhak menerima bbm subsidi:
- kendaraan roda dua
- angkutan umum
- angkutan sembako
- operasional umkm
- mobil pribadi dengan tahun dibawah 2012
- dan kendaraan petani kecil dan menengah.
Mekanisme pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi menggunakan my pertamina.
- calon pembeli diharuskan mengunduh aplikasi my pertamina melalui app store atau google store
- buka halaman utama dan bayar
- lalu pindai qr code di edc spbu
- konfimasi jumlah liter dan harga
- masukan pin akun link aja
- selesai.
Kebijakan ini tentu sangat baik mengingat selama ini subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) ugal-ugalan dan tidak tepat sasaran, namun masalah lain timbul seperti bagaimana keamanan data custumer? bagaimana dengan golangan tidak mampu untuk mendepositkan uangnya terlebih dahulu untuk membeli Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi? apakah semua orang mempunya smart phone? apakah akan terjadi penyalahgunaan uang deposit custumer yang ter-endap?
Mari kita ulas lebih mendalam tentang pertanyaan-pertanyaan diatas.
Kebocoran data pernah terjadi pada bpjs kesehatan pada mei 2012, kebocoran data pada cermati dan lazada pada akhir tahun 2020 dsb, (Sumber: Tempo)
Golangan tidak mampu untuk mendepositkan uangnya terlebih dahulu, jika pedangan baso yang menggunakan kendaraan roda dua mendapatkan penghasilan rp. 200.000 dalam sehari kemudian belanja modal 100.000 keuntungan 100.000 lalu karna diharuskan deposit untuk membeli bbm subsidi jelas harus mendepositkan min 50.000 padahal jika sebelumnya mereka hanya perlu mengeluarkan 7.000 saja walaupun kapan hari deposit tsb bisa digunakan namun tetap bagi mereka itu berharga.
Lalu bagaimana dengan masyarakat yang tidak mempunyai smat phone apakah mereka tidak dapat membeli bbm subsidi?
Penyalahgunaan uang deposit custumer yang ter-endap? anggap saja tiap masing-masing orang mendepositkan uangnya 50.000 dikalikan pengguna Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi 50 jt pengguna itu artinya link aja mendapatkan "dana segar" 2.5T apakah itu adil karna di satu sisi link aja mendapatkan keuntungan perputaran dana dan apa manfaat bagi si penyimpan dana?.
Penulis menyambut baik kebijakan ini dengan beberapa catatan:
- hilangkan penggunaan cashless atau non-tunai
- hilangkan pembelian melalu aplikasi bagikendaraan roda dua dan kendaraan petani kecil dan menengah
- pastikan keamanan data