Adolf Hitler beserta Partai Nazi selama ini masih dianggap sebagai mimpi buruk dan juga sejarah kelam bagi dunia. Masih banyak orang yang tidak ingin Adolf Hitler dianggap sebagai pemimpin biasa yang tak luput dari kesalahan semasa hidupnya. Mereka hanya ingin Adolf Hitler dilihat sebagai sosok lambang kejahatan dari dunia politik dan ideologi nasionalis yang berlebihan di masa lalu.
Jadi apakah benar bahwa Hitler sekejam itu? Benarkah Hitler hanya memiliki 3 prestasi seperti yang telah saya bahas sebelumnya di bagian 1 artikel ini? Mari kita bahas lebih lanjut.
Terlepas dari kejahatan perang dan pelanggaran HAM berat yang telah dilakukan oleh Hitler beserta Partai Nazi selama era kepemimpinannya, Hitler benar-benar telah berhasil mengeluarkan Jerman dari keterpurukan pasca Penandatanganan Perjanjian versailles dan juga resesi berat tahun 1930.
Hitler jelas mampu membangkitkan semangat rakyat Jerman dan telah berhasil mengembalikan kejayaan Jerman pada saat itu. Salah satunya dengan meningkatkan produktivitas rakyat Jerman dan juga mengurangi tingkat pengangguran di Jerman dalam waktu singkat. Bagaimana ia melakukan hal itu dalam masa awal kepemimpinannya yang saat itu baru seumur jagung?
Jawabannya ada di berbagai proyek modernisasi Jerman yang digagas oleh Hitler beserta para petinggi partai lainnya.
Salah satunya ialah Proyek Reichsautobahn
Sistem Jalan Tol yang merupakan hasil pembangunan di era kepemimpinan Partai Nazi ini menjadi Pelopor sistem Tol modern terintegrasi Jerman yang kini disebut "Bundesautobahn"
Latar belakang Pembangunan Reichsautobahn
Pada awalnya, partai Nazi merupakan salah satu penentang utama proyek Tol alias "Autobahn" yang rencananya akan dibangun di seluruh Republik Weimar (sebutan untuk Jerman dalam rentang waktu tahun 1918-1933, diantara era Kekaisaran dengan era Reich ketiga dimana Partai Nazi berkuasa). Alasan pertama partai Nazi menolak proyek ini adalah dikarenakan Autobahn pada era Republik Weimar hanya bisa dinikmati oleh kalangan elit pengusaha dan pejabat negara.
Selain itu, belum banyak orang yang mampu membeli mobil pada era Republik Weimar sehingga pembangunan Autobahn belum terasa urgensinya pada saat itu. Alasan Politis juga menjadi landasan penolakan pembangunan Autobahn oleh Partai Nazi pada masa awal berkuasanya partai Nazi di Reichstag Republik Weimar.
Dikarenakan pada era Republik Weimar, Jerman terbagi menjadi beberapa negara bagian dengan hak otonomi masing-masing sehingga muncul anggapan bahwa pembangunan tol akan memakan biaya besar dan menghadapi kesulitan perizinan birokrasi di negara-negara bagian yang akan dilewati proyek Autobahn tersebut.