Lihat ke Halaman Asli

Dosen Ceriaku, Dosen Pembimbing

Diperbarui: 27 Februari 2019   11:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mentari telah bersinar, menandakan semua aktivitas dimulai dengan penuh semangat. Saya menyiapkan berkas yang akan diberikan pada Dosen Pembimbing, dosen yang dikenal baik oleh semua kalangan mahasiswa jurusan tarbiyah. 

Pada jam 06.30 saya bergegas ke kamar mandi sembari membawa sabun dan peralatan mandi lainnya diwadahi keranjang biru tak bermerk, membawa handuk kuning panjang dileletkan ke leher seperti Rhoma Irama rupanya. 

Sesudah itu, saya memakai pakaian dan menggendong tas yang berisi kartu bimbingan dosen pembimbing. Matahari masih terasa segar meyengat kulit ini, ada secuil keringat membasahi setiap kulit yang putih kekuningan. Begitulah fisik orang Indonesia. Fisik yang mungil, berbeda dengan kulit orang Inggris dan negara lainnya.

Jam 07.08 saya tunggu pak dosen di ruang Kjebis, tidak ada dosen lewat sepeserpun, hanya cctv pengintai diatas atap menoleh kepadaku menyapaku pertama kali. Memandangiku dengan seksama dan merekamku sejak awal masuk keruangan tersebut. 

Sesaat kemudian dosen muda datang membawa senyuman sejak berhenti memarkir didepan ruang menamparkan kewajah saya. betapa basahnya bibir itu, ceria pagi menghiasi bibir-bibir jalang itu. Tak terkecuali, wajah-wajah mahasiswa muda sampai tua begitupun adanya, senyum tipis di bibirnya mereka bak sekuntum mawar di halaman kampus. 

Dosen pembimbing sesaat kemudian hadir di jalan depan ruangan kjebis, mengendarai vario biru 2014, memakai helm hitam tua, membawa tas berisi alat-alat peraga pembelajaran. Memberhentikan sepedanya, memarkir sepeda menyesuaikan dengan sepeda yang lain dengan rapi. Sungguh pemandangan yang indah, ketika melihat itu terjadi dengan perlahan-lahan. Sampai akhirnya jalan yang sering dilewati dipenuhi dengan sepeda motor mahasiswa dan dosen. 

Saya menghampiri dosen setelah turun dari sepedanya, ketika itu beliau meletakkan helm tuanya ke kaca spionnya. Dengan nada lembut menyapa bapak dosen "Assalamualaikum Pak, saya rizal" oh ya ada apa ? "nada lembut juga menjawabnya" mau ngasih kartu bimbingan yang diminta bapak hari selasa lalu. Oh ya mana ? kata bapak tersebut. Tanpa pikir panjang beliau juga meminta halaman pengesahan atau maksudnya adalah halaman persetujuan skripsi untuk diuji, yeeeee. 

Singkat cerita, bapak memberikan nomor whatsappnya untuk mengirim foto kartu bimbingan dan halaman persetujuan skripsi tersebut.

Saya sangat bahagia saat itu, karena itu merupakan detik-detik awal memasuki pendaftaran ujian skripsi tanggal 04 Maret dan ujian yang akan dilaksanakan pada 25 Maret mendatang. Kemudian  saya bergegas pulang membawa diri ceria dan tas yang digendong. Kebahagiaan itu selalu tercatat dalam ruang penyimpanan abadi, yang tidak bisa dilupakan. Berkat keluwesan dosen, dan fleksibelitas bimbingannya saya dapat mendaftarkan diri ujian skripsi di gelombang awal.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline