Menulis adalah aktivitas menyehatkan pikiran bagi sebagian orang dan aktivitas rumit bagi orang yang tidak menyukai menulis. Menulis terkadang membosankan, menulis terkadang membingungkan. entah apa judul dari apa yang kita ingin tulis, bahkan ironisnya jika kita tak punya ide tentang apa yang akan kita tulis.
Menulis adalah budaya pengembangan literasi, selebihnya kita membaca buku, jurnal, dan karya ilmiah yang lain. namun tidak hanya sebatas pada karya ilmiah, karya yang dapat mengubah hidup, menginspirasi kita juga bisa kita baca. Dalam pikiran orang menulis adalah nafas dari hidupnya, tanpa menulis seseorang tak akan abadi.
Menulis adalah nyawa, nyawa dalam dada, dada yang berisi beberapa organ tubuh. yah, menulis adalah nafas, orang yang menyukai kepenulisan tak akan pernah berhenti untuk menulis. Dalam pepatah kuno mengatakan "Mau dikenang dengan menulis atau tanpa menulis kita tak dikenang sama sekali". Dikenang disini bukanlah kata yang membuat jiwa tergugah untuk sombong pada semesta, tapi ingin menginspirasi banyak orang dengan karya, ingin dikenal banyak orang walaupun tak bertemu orangnya sekalipun tapi nama melanglang buana sampai ke negeri seberang.
Menulislah untuk dikenang sejarah, agar orang dimasa depan tahu bahwa kita pernah hidup dihari ini, bahwa kita pernah hidup dimasa lalu mereka. Masa yang penuh dengan keunikan hidup, kebebasan dalam berkarya tanpa batas.
Sebenarnya saya menulis artikel ini berdasarkan akal pikiran yang serba tak karuan, judulpun demikian seperti yang Anda lihat juga tak karuan. aktivitas tak ada lagi yang menyenangkan selain menulis dan membaca. Begitulah saya menilai diri saya. Terkadang bosan belajar. Kompasiana jadi sasaran. Menelusuri artikel dan semacamnya.
Maaf kepada para pembaca jika artikelnya tak karuan, karena inilah hasil murni dari saya, tanpa ada editan, langsung saya salurkan dari pikiran.MOhon kritik dan sarannya kepada pembaca. dan semoga bermanfaat.
