Lihat ke Halaman Asli

Riendita R P

Kampus UMB Dosen Pengampu Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Kebathinan Ki Ageng Suryomentaram Transformasi Audit Pajak dan Memimpin Diri Sendiri

Diperbarui: 7 Juli 2024   14:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Kebatinan Ki Ageng Suryomentaram: Sebuah Pendekatan Filosofis dan Spiritual

Kebatinan Ki Ageng Suryomentaram merupakan salah satu aliran kebatinan yang berasal dari Indonesia, khususnya dari budaya Jawa. Kebatinan ini didirikan oleh Ki Ageng Suryomentaram, seorang tokoh yang sangat dihormati dalam tradisi spiritual Jawa. Kebatinan ini menawarkan pendekatan yang mendalam terhadap pemahaman diri, kehidupan, dan hubungan manusia dengan alam semesta.


 Latar Belakang Ki Ageng Suryomentaram

Ki Ageng Suryomentaram, lahir dengan nama asli Bendoro Raden Mas Kudiarmaji pada tahun 1892, adalah putra dari Sri Sultan Hamengkubuwono VII, raja Kesultanan Yogyakarta. Namun, ia memilih untuk meninggalkan kehidupan istana dan menjalani kehidupan sebagai seorang rakyat biasa. Pilihan ini mencerminkan pencarian spiritualnya yang mendalam dan keinginan untuk memahami hakikat kehidupan dan kebahagiaan sejati.

 Filosofi Kebatinan

Filosofi kebatinan Ki Ageng Suryomentaram sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai tradisional Jawa, tetapi juga terbuka terhadap pemikiran-pemikiran universal tentang manusia dan alam semesta. Beberapa konsep kunci dalam kebatinan ini meliputi:

1. Manunggaling Kawula Gusti: Konsep ini merujuk pada kesatuan antara manusia (kawula) dengan Tuhan (Gusti). Kebatinan Ki Ageng Suryomentaram mengajarkan bahwa setiap individu memiliki hubungan langsung dengan Tuhan dan bahwa kebahagiaan sejati dapat ditemukan dalam pemahaman dan penerimaan akan hubungan ini.

2. Roso Sejati: Ini adalah perasaan atau kesadaran sejati yang melampaui pikiran dan emosi sehari-hari. Melalui meditasi dan refleksi, seseorang dapat mencapai roso sejati ini dan mengalami kedamaian batin yang mendalam.

3. Kasampurnaning Urip: Ini adalah tujuan akhir dari perjalanan spiritual, yaitu mencapai kesempurnaan hidup. Kesempurnaan ini bukan dalam arti material, tetapi dalam arti spiritual dan moral, di mana seseorang hidup selaras dengan hukum alam dan kehendak Tuhan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline