Lihat ke Halaman Asli

Rieke Diah

KKN MIT DR KE-13 KELOMPOK 28

Opini Pemuda Tentang Kesetaraan Gender

Diperbarui: 6 Februari 2022   11:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Podcast Kesetaraan Gender KKN MIT DR KE-13 Kelompok 28 UIN Walisongo Semarang (Dokpri)

Secara garis besar, kesetaraan gender juga dikenal  sebagai keadilan gender, adalah pandangan bahwa semua orang harus diperlakukan sama dan tidak didiskriminasi berdasarkan identitas gender alami mereka. Ini adalah salah satu tujuan  Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia,  yang bertujuan untuk menciptakan kesetaraan di bidang sosial dan hukum seperti kegiatan demokrasi dan untuk memastikan akses ke upah yang sama untuk pekerjaan yang sama. 

Sedangkan kesetaraan gender dalam prespektif islam sendiri mengatakan bahwa Al-Qur'an telah menghapuskan diskriminasi antara laki-laki dan perempuan. Bahkan Al-Qur'an meyakini bahwa kedudukan laki-laki dan perempuan adalah setara. Islam mengajarkan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan,  bangsa, suku dan keturunan. Satu-satunya perbedaan yang digaris bawahi, mengangkat dan menghina adalah ketaqwaannya dan keimanannya kepada Allah. 

 

"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha mengenal."  

Sebagaimana disebutkan dalam bagian ini, ciptaan manusia berasal dari laki-laki dan perempuan. Zamakhshari, Raj, dan Beidawi menjelaskan bahwa manusia diciptakan oleh Allah dari  ayah dan ibu mereka, seperti yang dinyatakan Muhammad Assad dalam "Quranic Message." Singkatnya, kesamaan asal  biologis ini menunjukkan kesamaan antara sesama pria dan wanita.  Refleksi lain dari ayat di atas adalah bahwa manusia secara keseluruhan membentuk  keluarga global. Jadi tidak perlu  satu kelompok atau negara memiliki keunggulan atas yang lain.  Di sini, semangat moral dari ayat di atas menekankan tidak adanya keunggulan satu sama lain. Keduanya adalah makhluk Allah yang  dimuliakan oleh Penciptanya. Untuk alasan ini, Allah menyatakan bahwa keturunan Adam  dimuliakan  dengan beberapa kecerdasan dan pilihan (Sura al-Baccarat: 3135) (Sura Arisla: 70).  

Kesetaraan gender sendiri bisa dimulai dari dalam rumah bagaimana sikap dan perilaku saling menghormati dan saling memberi kesempatan serta kepercayaan kepada semua anggota keluarga untuk berpendapat, beropini, dan mengeksperikan bentuk emosionalnya, jiwa kepemimpinannya tanpa memandang gender, karena semua hal besar dimulai dari yang terkecil.

Opini masyarakat tentang kesetaraan gender juga belum maksimal dalam praktiknya, contoh kecilnya jika pasangan suami istri dengan membuat perjanjian saling membantu pekerjaan rumah tanggan maupun pekerjaan diluar rumah, namun masyarakat cenderung akan berfikir bahwa yang bekerja adalah laki-laki sedangkan yang bekerja didalam rumah adalah perempuan, walaupun tidak semua kalangan masyarakat berfikir demikian, namun secara garis besar akan bersikap demikian.

Bukan hanya masalah bagi perempuan tentang kesetaraan gender namun juga masalah untuk laki-laki karena, bukan hanya perempuan yang harus tau bagaimana untuk mengembangkan apa yang bisa dikembangkan selayaknya kesempatan yang diberikan dunia untuk laki-laki, tapi juga bagaimana laki-laki bersikap dengan pemikiran perempuan dengan hal tersebut.

Inti dari kesetaraan gender adalah bagaimana kita merubah pola pikir kita tentang kesetaarn gender itu sendiri, secara sosial, dalam prespektif islam (bagi yang muslim) dan lingkungan kemasyarakatan, ini tentu problema yang sulit untuk diterapkan namun,  bukan berarti tidak mungkin.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline