Lihat ke Halaman Asli

Ririk Ratnasari

Widyaiswara

Manakala Guru Bahasa Diajak Berlogika Matematika

Diperbarui: 7 April 2019   16:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 "Luruskan niat, Bapak dan ibu dikirim ke luar negeri untuk belajar. Manfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya, jangan sia-siakan uang rakyat," demikian pesan yang disampaikan menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Muhadjir Effendy, saat acara pelepasan pendidik dan  tenaga kependidikan ke Luar Negeri tahun 2019 di Plaza Insan Cendikia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

"Luruskan niat, Bapak dan ibu dikirim ke luar negeri untuk belajar. Manfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya, jangan sia-siakan uang rakyat," demikian pesan yang disampaikan menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Muhadjir Effendy, saat acara pelepasan pendidik dan  tenaga kependidikan ke Luar Negeri tahun 2019 di Plaza Insan Cendikia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Progam pendidikan dan pelatihan ke luar negeri ini memang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan. Para pendidik dan tenaga kependidikan diajak ke dunia luar untuk melihat pendidikan berlangsung di negara lain. PPPPTK Bahasa sebagai bagian dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berkesempatan mengirimka tenaga pendidik ke Malaysia, Jerman, Perancis, Mesir, dan China.

Kloter pertama yang diberangkatkan para pendidik dari bidang bahasa Indonesia, Inggris, dan Jepang. Para pendidikan ini menjadi delegasi PPPPTK Bahasa untuk menimba ilmu di University of Malaya, Malaysia. Mereka belajar tentang "Pembelajaran Berbasis HOTS dan Literasi". Proses belajar akan berlangsung selama 3 pekan mulai 2 s.d 22 Maret 2019. Selain pembelajaran di kelas, peserta juga mengeksplorasi pendidikan di Malaysia melalui observasi ke sekolah-sekolah di Malaysia khususnya sekolah vokasional.

Pembelajaran Berbasis HOTS dan literasi memang menjadi isu utama dunia pendidikan di Indonesia saat ini. Kurikulum 2013 mengamanatkan siswa untuk menggunakan pola pikir tingkat tinggi dan literasi. Hal itu diharapkan menjadi bekal bagi generasi penerus Indonesia dalam menjawab tantangan zaman dan era industri 4.0.

Untuk membantu guru dalam menumbuhkan kemampuan berpikir kritis siswa berbagai upaya dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, baik melalui diskusi-diskusi  kecil pada forum musyawarah guru mata pelajaran, berbagai pelatihan di dalam negeri  dengan berbagai pola dan strategi pelatihan hingga belajar ke luar negeri.

Kembali pada catatan perjalanan delegasi pertama PPPTK Bahasa. Sesi perkuliahan hari pertama didampingi oleh Prof. Zahari Othman. Beliau salah seorang anggota Malaysian Mathematical Society dan member of Critical Thingking Foundation USA. Pada awal pertemuan pemikiran kami dihadapkan pada sebuah kitab besar ilmu pengetahuan yaitu surat Sad ayat 29 yang artinya "Kitab (Al-Qur'an) yang Kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal sehat mendapat pelajaran." Sungguh sebuah pembuka kuliah yang penuh makna, ternyata al-Quran sudah mengajarkan kita untuk berpikir HOTS berabad lalu, tidak dengan mempertanyakan, tetapi justru berpikir agar mendapatkan hikmah dan berkah.

Belajar bersama Prof. Zahari Othman

Selanjutnya, sesuai keahlian pengajar, kami dihadapkan pada beberapa persoalan matematis. Berbagai bentangan titik-titik yang jika dihubungkan membentuk sebuah bentuk geometri hingga derat angka. Salah satu persoalan geometri yang harus kami pecahkan adalah "With six mathes construct four equalateral triangles. One complete match must make up one side of each triangle" Ya, barangkali bagi sebagian orang ini mudah dan bagi sebagian yang lain sulit memahaminya. Namun, ini masihlah logika matematika sederhana dengan memahami bahasa perintahnya secara baik.

Dari soal geometri, kami dihadapkan pada soalan deret angka salah satunya berikut, "You are no doubt familiar with the kind of number puzzles in which you try to figure out the pattern for order of number. Why are these numbers arranged ini this order? 8, 5, 4, 9, 1, 7, 6, 3, 2, 0". Bisakah Anda memecahkan soalan tersebut? 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline