Lihat ke Halaman Asli

Magenta

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dewi malam melihatku meronta. Karna magenta kubawa serta. Seharusnya hanya membawa kacamata. Tapi magenta juga berkacamata. Semoga ia tidak menikamku lewat kata.

Jicing kita mengentitas saat sekota. Ironisnya saat berhadapan, membangun bata. Mengabaikan mata! Kemudian sesat, bagaimana dengan peta?

Lebih baik kutulis warta. Dan kutandai dengan pita. Tenang, tak ada kau diberita. Duhai ini hanya cerita! Lihat, hanya kuselipkan di bangunan vertikultura...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline